OJK Himbau Bank Syariah Siapkan SDM Handal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta agar Bank Umum Syariah (BUS) menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) handal sebelum menyalurkan pembiayaan di sektor baru. Langkah ini untuk menjaga Non Performing Financing (NPF) tidak meningkat.

bank_syariahDeputi Komisioner Pengawas Perbankan 1 OJK Mulia E Siregar menghimbau agar Bank Umum Syariah (BUS) menyiapkan diri terlebih dahulu sumber daya manusia (SDM) yang handal ketika akan memberikan pembiayaan di sektor baru.

Hal menurut Mulya, untuk menjaga agar rasio pembiayaan bermasalah perbankan (NPF) tidak mengalami peningkatan. “Kalau mau masuk ke sektor baru, persiapkan dulu SDM-nya. Kemudian ketika sudah punya expert di bidang, misalnya infrastuktur, pertanian dan pertambangan, baru melakukan pembiayaan ke bidang itu. Jangan belum punya expert sudah masuk ke situ,” kata Mulya, ditemui usai seminar bertajuk “Digitalisasi dan Kesetaraan Perbankan Syariah,” di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jumat pekan lalu.

Menurutnya, hal ini yang kadang tidak disadari bank syariah dalam meningkatkan kinerja, tidak disertai kesiapan SDM yang handal. Sehingga mengakibatkan NPF-nya tinggi. Karena ahlinya tidak ada dan mereka sudah masuk ke sektor-sektor yang seperti itu.

Berdasarkan data OJK, rasio NPF mengalami kenaikan dari 3,90 persen pada Juni 2014 menjadi 4,76 persen pada Juni 2015. Secara nominal, pembiayaan perbankan syariah yang berstatus kredit bermasalah meningkat sebesar 28,71 persen dari Rp 7,54 triliun menjadi Rp 9,71 triliun.

Hingga Juni 2015, kata Mulya, tercatat ada tiga bank umum syariah yang NPF-nya berada di atas ambang batas aman yang ditentukan regulator sebesar lima persen. Tiga bank tersebut adalah BRI Syriah, BJB Syariah, dan Bank Victoria Syariah.

Pada periode tersebut, NPF BRI Syariah tercatat melonjak dari 4,38 persen pada Juni 2014 menjadi 5,31 persen. NPF BJB Syariah meningkat dari 4,55 persen pada Juni 2014 menjadi 6,91 persen. Sementara NPF bank Victoria Syariah menurun dari 6,63 persen menjadi 5,03 persen.

Namun Mulya menyarankan agar BUS terus menyalurkan kredit untuk menjaga kredit macet (Non Perfoming Loan/NPL) terjadi. Namun pastinya, ia meminta agar perbankan syariah lebih selektif dalam penyaluran kredit tersebut.

“ Kami minta supaya bank syariah jangan stuck untuk tidak menyalurkan kredit atau pembiayaan. Karena kalau berhenti, itu malah makin tinggi NPL-nya. Harus terus melakukan pembiayaan tapi dengan sangat-sangat selektif,” tegas Mulya.