Untuk mengembangkan keuangan syariah dibutuhkan perjuangan besar. Pemerintah dengan kebijakannya harus terlebih dulu paham ekonomi berbasis Islam ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan bahwa pengembangan keuangan syariah itu membutuhkan perjuangan besar, tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara lain.
Apalagi, lanjut Said, penduduk Indonesia mayoritas Muslim terbesar dunia, tapi pemahaman terhadap keuangan syariah ini masih minim dan masih memikirkan keuntungan duniawi dibandingkan berkah dari sebuah investasi bagi hasil yang membawa kemaslahatan bagi sesama.
Tentunya pemerintah harus berjuang dengan segala upaya memberikan pemahaman dengan menyosialisasikan lebih gencar. Sosialisasi bisa dilakukan di masjid, kampus dan sekolah. Pemerintah dengan keberpihakannya harus benar-benar mendukung, bukan hanya sekadar mengeluarkan kebijakan.
- Diskusi Inspiratif Rabu Hijrah: “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”
- Pleno KNEKS 2024: Ekonomi Syariah Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Adira Finance Syariah, Danamon Syariah & Zurich Syariah Gelar FPR2024 di Rangkasbitung
“Perjuangan itu memang tak semudah membalik telapak tangan. Pemerintah juga harus merangkul para ulama membangun sinergi untuk memberikan pemahaman keuangan syariah pada masyarakat,” kata Said kepada MySharing, di Jakarta, Selasa (12/1).
Terpenting lagi, menurut Said, pemerintah harus terlebih dahulu paham tentang keuangan syariah. Begitu pula dengan regulator dan industri keuangan syariah.“Jangan sampai pemerintah nggak paham syariah, bisa menghambat sekalipun kebijakan dibuat,” ujarnya.
Pemerintah harus merangkul ulama untuk meningkatkan pemahaman keuangan syariah, kata Said Agil Siradj Click To TweetSelain itu, lanjut dia, sumber daya insasi berkualitas juga harus disiapkan. Hal ini penting karena dibutuhkan pemikir-pemikir yang selalu mendukung perjalanan sistem keuangan syariah Indonsia agar bisa bersaing dengan negara lain.