Investasi saham syariah tetap memiliki resiko yang tinggi, apabila si investornya melakukan perilaku investasi yang menyimpang di bursa. Lalu bagaimanakah strategi berinvestasi saham syariah yang aman?
Bagi anda yang paham berinvestasi di pasar modal, maka anda pasti sudah mengetahui, bahwa investasi dengan bermain saham berpotensi memberikan keuntungan yang sangat besar bagi investornya. Namun di sisi lain, investasi di saham ini juga beresiko tinggi. Apabila investor tak pandai memainkan strategi investasinya, maka si investor bahkan bisa bangkrut.
Lalu bagaimana dengan investasi saham yang berbasis syariah di industri pasar modal syariah? Apakah resikonya sama saja dengan berinvestasi di saham reguler seperti di atas?
Menurut praktisi perencana keuangan – Mike Rini Sutikno, karakteristik berinvestasi di saham syariah, pada prinsipnya tak jauh beda dengan investasi di saham biasa.
“Jadi meskipun investor sudah memilih bermain di saham syariah, namun blla perilaku investasinya masih menyimpang, misalnya, sering melakukan spekulasi atau transaksi ilegal lainnya, maka resikonya akan sama saja dengan di saham konvensional, yaitu investor bisa saja bangkrut, atau mengalami kerugian yang besar,” demikian tandas Mike Rini pada MySharing.
”Saham syariah dengan saham biasa, perbedaannya terletak pada emitennya. Untuk saham yang masuk kategori syariah, maka emitennya adalah perusahaan yang dari sisi bisnisnya memenuhi persyaratan-persyaratan pasar modal syariah,” tegas Mike Rini lagi.
Sehingga, meskipun si investor sudah memilih saham syariah, namun apabila perilaku investasinya tidak syariah, misalnya, giat melakukan spekulasi, maka si investor akan menghadapi resikonya sendiri didalam investasinya tersebut, lanjut Mike Rini.
Investor harus jeli dalam memilih saham
Mike Rini menambahkan, dalam memilih saham syariah ini, tentu saja investor harus benar-benar mempelajari perusahaan dengan efek syariah yang diminatinya. “Investor harus secara jeli melihat factor-faktor yang secara sistematik dan unsistematik berpengaruh terhadap emitennya,” kata Mike.
Untuk faktor yang sistematik, tentu saja investor harus memperhatikan situasi ekonomi, politik, lalu bagaimana nilai tukar rupiah terhadap dollar. Lalu untuk yang faktor unsistematik, di sini investor harus jeli mempelajari bagaimana pengelolaan perusahaan emiten, bagaimana kinerjanya, prospeknya ke depan dan hal-hal lainnya. Karena itu semua akan berpengaruh terhadap nilai saham perusahaan tersebut, baik di masa sekarang, maupun di masa mendatang.
Mike sendiri memberikan saran tersendiri dalam memilih saham-saham syariah yang punya prospek bagus yang bisa menjadi pilihan investor saat ini. ”Saham-saham dari industri otomotif, telekomunikasi, banking, energi/pertambangan, ritel, dan food industry, layak untuk dicoba saat ini,” ujar Mike Rini.
Jangan ragu berinvestasi saham syariah
Mike Rini lantas memberikan masukan, bahwa berinvestasi di saham syariah ini relatif lebih aman ketimbang berinvestasi di saham non kategori syariah.
”Karena saham-saham yang masuk kategori syariah, dengan emitennya memenuhi standar syariah, maka dia relatif lebih aman. Sementara kalau perusahaan yang tidak masuk kategori syariah, masih lebih beresiko dari sisi bisnisnya. Ambil contoh dahulu, kasus perusahaan Enron, yang ambrug, sehingga membuat investornya harus merugi besar,” papar Mike Rini.
Selain itu, dengan berinvestasi di saham syariah, menurut Mike, potensi keuntungannyanya juga jauh lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi syariah lainnya. Karena menurut Mike, bila dilihat dari fakta saja selama sepuluh tahun terakhir, investasi di saham ini, bisa memberikan imbal keuntungan rata-rata sekitar 25% sampai 30%, bandingkan dengan tingkat keuntungan deposito atau sukuk ritel, misalnya, yang hanya memberikan bagi hasil masih di kisaran 10% sampai 12% saja per tahunnya.
Jadi, anda tak perlu ragu memilih investasi saham syariah! *