Ini Tahapan OJK Kembangkan Keuangan Syariah Indonesia!

OJK menyusun langkah jangka pendek hingga panjang.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menuturkan, perekonomian global yang melambat sejak beberapa tahun ini mempunyai dampak signifikan tidak hanya kepada kinerja bank-bank konvensional, tapi juga memukul kinerja bank atau lembaga keuangan syariah. Rasio pembiayaan bermasalah pun merangkak naik.

“Tentu saja situasi ini perlu direspons secara memadai dalam artian perlu komprehensif, banknya mau bagaimana, pasar modal seperti apa, asuransinya seperti apa, dalam periode yang kita sebut the new normal, agar penurunan ini tidak semakin menurun,” ujarnya dalam OJK International Conference on Islamic Finance, Kamis (29/9).

Menurutnya, jika hal tersebut tidak direspon dengan sesuatu yang lebih komprehensif, tentu nantinya industri akan kehilangan waktu. “Jadi ini lebih kepada apa yang harus kami siapkan kalau keuangan syariah, istilahnya bangkit kembali ditengah-tengah kondisi ekonomi global yang sedang terjadi. Saya pikir ini tidak unik untuk keuangan syariah, karena industri keuangan lain juga dihadapkan pada masalah serupa,” papar Muliaman.

Untuk mendorong pertumbuhan keuangan syariah, lanjut Muliaman, OJK pun telah menyiapkan langkah jangka pendek hingga jangka panjang. “Untuk jangka pendek tentu saja bagaimana mengawal dan mengawasi dampak dari penurunan ekonomi terhadap kinerja masing-masing lembaga keuangan syariah ini. Misalnya dari apakah modal cukup, kredit bisa diperbaiki kualitasnya, dan sebagainya. Itu adalah target jangka pendek,” jelasnya.

Sementara, untuk jangka menengah dan panjang lebih kepada konsolidasi dan penguatan modal agar setiap penurunan yang terjadi karena dampak global bisa dimitigasi oleh kemampuan yang lebih kuat. “Apakah mau beli teknologi informasi sebab persaingan itu tidak lepas dari teknologi, apakah mau meningkatkan SDM, itu kan tidak lepas dari kebutuhan dana yang besar. Jadi ini saya kira langkah jangka panjang untuk konsolidasi,” tandas Muliaman.