Lembaga jasa keuangan syariah Indonesia lebih menyasar pasar ritel.
Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikannya pasar ritel yang potensial. Tak heran jika kemudian lembaga keuangan, termasuk lembaga keuangan syariah, turut membidik pasar konsumer ritel. Hal itulah yang dinilai menjadi karakteristik unik dari industri keuangan syariah Indonesia.
Wakil Ketua Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengatakan, Indonesia termasuk dalam 10 besar ekonomi Islam di dunia dengan total aset keuangan lebih dari 60 miliar dolar AS. “Karakteristik unik dari industri keuangan syariah di Indonesia adalah banyaknya konsumer ritel dan institusi, dikenal sebagai penerbit sukuk ritel yang pertama, dan memiliki lembaga keuangan mikro syariah seperti baitul maal wat tamwil,” katanya dalam OJK International Conference on Islamic Finance, Kamis (29/9).
Industri keuangan syariah tanah air juga terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Perbankan syariah Indonesia mencatat total aset 23 miliar dolar AS dengan sekira 19 juta nasabah. Didukung pula oleh 3000 jaringan kantor dan 50 ribu sumber daya manusia di seluruh Indonesia. “Industri keuangan non bank syariah seperti asuransi syariah dan perusahaan pembiayaan syariah juga tumbuh dengan tren menjanjikan dengan aset 6 miliar dolar AS,” papar Rahmat.
Di pasar modal syariah, lanjut Rahmat, jumlah penerbitan sukuk juga meningkat secara moderat. Sementara, jumlah saham syariah telah mencapai lebih dari 300 saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah, dan dana kelolaan reksa dana syariah telah mencapai Rp 1,3 triliun per 16 September 2016.
Di sisi sukuk negara, Indonesia pun menunjukkan performa yang kuat di level global dengan oustanding mencapai 3,15 miliar dolar AS. “Indonesia punya oustanding sukuk negara berdenominasi dolar AS terbesar di dunia,” cetus Rahmat. Di tahun ini saja, pemerintah Indonesia telah menerbitkan sukuk global senilai 2,5 miliar dolar AS.
Indonesia pasar ritel yang potensial! T Click To Tweet