Diskusi inspiratif Sharia Future Network bertema “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan Rabu Hijrah di Jakarta (1/11) menampilkan banyak gagasan menarik yang sangat bermanfaat untuk kemajuan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Direktur Keuangan Sosial dan Syariah KNEKS – Dwi Irianti saat menyampaikan sambutan di forum Sharia Future Network ini mengungkapkan, tentang pentingnya kolaborasi antara kementerian, lembaga dan komunitas guna menghadapi tantangan yang ada, dan juga dalam memanfaatkan potensi ekonomi syariah demi mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Dwi irianti mengajak kepada semua pihak untuk bisa bekerja sama secara sinergis. dan optimis didalam mengawal pertumbuhan ekonomi Syariah di tanah air.
Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) – Imam Hartono dalam forum diskusi ini mengungkapkan, bahwa Visi Indonesia Emas 2045 melambangkan harapan besar akan kemajuan, kemakmuran, kejayaan bangsa Indonesia di tahun 2045. Visi ini adalah untuk mengoptimalkan potensi Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, demi terciptanya masyarakat yang sejahtera dan adil.
“Mencapai keadilan kesejahteraan keberlanjutan dalam Visi Indonesia Emas 2045 ini dapat terwujud, salah satunya melalui prinsip ekonomi syariah yang mendorong inklusi, pemerataan dan kesejahteraan. Ekonomi syariah mengedepankan etika, tanggung jawab sosial serta keseimbangan dalam bisnis, memperkuat semangat gotong royong dan persatuan bangsa,” demikian papar Imam Hartono.
“Ke depan, tentu menghadapi Visi Indonesia Emas tahun 2045, pemuda adalah garda terdepan. Garda terdepan didalam perubahan dan inovasi untuk membangun masa depan bangsa. Untuk itu, dengan bonus demografi, bahwa 70 persen akan pada usia produktif di tahun 2045 itu, maka pemuda menjadi kunci untuk menciptakan generasi baru enterpreneur syariah yang ber-etika, adil dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Sedangkan, Wakil Ketua Baznas – Mokhamad Mahdum mengatakan, saat ini dengan masih rendahnya literasi zakat di masyarakat, maka menurut Mahdum perlunya kolaborasi antara berbagai lembaga zakat guna memastikan penyaluran zakat agar lebih efektif. Karena itu menurut Mahdum, saat ini pentingnya regulasi dan infrastruktur yang kuat guna meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan publik.
Kemudian, Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK – M. Ismail Riyadi mengungkapkan dalam forum diskusi Sharia Future Network ini, bahwa harapan dan tantangannya ke depan dari ekonomi Syariah adalah untuk mempertahankan pencapaian yang sudah ada, dan untuk lebih maju lagi ke depannya.
“Kita punya kekuatan yang besar untuk mendorong demand dan supply-nya ekonomi syariah, baik dari sisi market yang sangat besar, lalu dari kaum mudanya yang potensial, kemudian bonus demografi yang besar, berikutnya daya belinya yang juga masih besar, serta life style halal yang semakin berkembang pesat. Ini adalah potensi yang sangat besar untuk bisa kita dorong,” demikian jelas Ismail.