Ketua Kompartemen BPRS ASBISINDO - Cahyu Kartiko

Cahyo Kartiko Kembali Pimpin Kompartemen BPRS ASBISINDO

Musyawarah Nasional (Munas) yang digelar sejak kemarin (05/04/21) di Menara HIK Ciledug, Tangerang, memberikan mandat kepada Cahyo Kartiko kembali memimpin Kompartemen Bank Pembiayaran Rakyat Syariah (BPRS) ASBISINDO  untuk  masa bhakti 2021-2024.

Dalam pemilihan tersebut, sebanyak sekitar 140 peserta yang merupakan para Direksi BPRS se Indonesia pemilik suara sah, menyatakan tetap memberikan amanah kepada Cahyo Kartiko. Kepengurusan yang dinakhodai pada masa sebelumnya, secara kinerja diterima para anggota BPRS.

Kepada awak media, Cahyo Kartiko menjelaskan, bahwa kepemimpinan ini merupakan amanah besar dalam memajukan industri BPRS di Indonesia. Dinamika bisnis BPRS hingga saat ini telah menuai prestasi yang sangat luar biasa, terlihat dari pertumbuhannya yang lebih baik dari dari industri perbankan umum.

“Alhamdulillah secara bisnis, BPRS memberikan nilai manfaat besar, sehingga terbukti pertumbuhannya diatas perbankan umum. Ini menandakan kepercayaan masyarakat untuk BPRS semakin tinggi,” ujarnya.

Dalam meningkatkan kemajuan dan sinergitas ke depan, kepengurusan dengan masa bhakti 2021-2024 akan melakukan 4 hal mulai dari membangun Graha BPRS Indonesia yang menjadi pusat dari aktifitas kompartemen dalam memajukan anggota. Kemudian akan dibuatkan juga yayasan sebagai solusi pembentukan badan hukum yang mendukung pencapaian visi dan agenda strategis.

“Yang terakhir kita akan segera lauching produk Tabungan Ukhuwah sebagai produk Tabungan Bersama BPRS Seluruh Indonesia yang bisa terkoneksi antar BPRS,” kata dia.

“Kami berharap kata Cahyo, dengan tiga hal ini bisa memberikan dampak langsung untuk industry BPRS dan masyarakat untuk menikmati layanan serta manfaat dari keberadaan BPRS,” tandasnya..

Diwaktu yang sama, Deputi Direktur Pengembangan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gunawan Setyo Utomo menuturkan bahwa sejauh ini market share BPRS terhadap BPR masih 8,80% dan 2,49% dari market share perbankan syariah.

“Ini menunjukkan peluang BPRS cukup besar ke depan. Dimana saat ini total rekening nasabah BPRS baru mencapai 2,13 juta rekening yang berasal dari nasabah pendanaan maupun pembiayaan,” ujarnya.

Secara kinerja pertumbuhan bisnis, BPRS telah mengalami banyak perubahan dari sisi Non Performing Financing yang turun hingga 7,7%. Dan kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) telah mencapai 24 %.

“Kami lihat dari prospek tersebut BPRS mampu menekan biaya operasional dan pendapatan operasional hingga 70,85% dan return on asset (ROA) hingga 1,57%,” ungkapnya.

Oleh karena itu, perbankan syariah khususnya BPRS harus melakukan beberapa langkah ke depan agar bisa lebih maju. BPRS harus mulai melakukan penguatan identitas perbankan syariah, sinergi ekosistem, penguatan perizinan, pengaturan dan pengawasan.

“BPRS harus mempunyai produk unggulan dan keunikan agar memiliki daya tarik dan daya saing tinggi serta terus menjalin kerjasama dengan lembaga, industri halal atau sejenisnya. Dan tentunya pula BPRS harus terus menguatkan permodalan serta digitalisasi perbankan, “urainya.