BSM menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Bank Aceh Syariah terkait kerja sama pemanfaatan layanan jasa dan produk perbankan. Seperti apakah makna strategis kerjasama tersebut?
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) – Agus Sudiarto dan Direktur Utama Bank Aceh Syariah – Busra Abdullah menandatangani langsung MoU tersebut pada hari ini, Jumat (14/10/2016).
“Kami ucapkan selamat kepada Bank Aceh Syariah. Sebagai bank syariah terbesar, kami siap mendukung dan bersinergi untuk saling mengembangkan potensi bisnis masing-masing,” demikian ungkap Direktur Utama BSM – Agus Sudiarto.
Kerja sama kedua lembaga perbankan syariah ini adalah mencakup di bidang produk dan layanan jasa perbankan di antaranya pembiayaan, treasury, commercial, trade finance, pembukaan rekening nostro/vostro dan lain-lain.
Selain kerja sama dalam bidang produk dan layanan, BSM siap melakukan pendampingan baik melalui infrastruktur dan teknologi informasi maupun knowledge sharing mengenai kompetensi sumber daya manusia, bisnis proses, serta operasional perbankan syariah lainnya.
Menurut Agus Sudiarto, pihaknya berharap ke depan akan ada lagi Bank Pembangunan Daerah yang mengikuti jejak Bank Syariah Aceh, sehingga market share perbankan syariah akan semakin meningkat.
Sementara Direktur Utama Bank Aceh Syariah – Busra Abdullah mengatakan, sebagai bank syariah baru, Bank Aceh Syariah memerlukan dukungan dari stakeholders.
“Kerjasama dengan BSM tentu membuka peluang bagi kami guna mengembangkan Bank Aceh Syariah,” ungkap Busra Abdullah.
Busra Abdullah lalu mengungkapkan, Aceh memiliki potensi bisnis yang sangat baik bagi pengembangan perbankan syariah. Karena selain mayoritas penduduknya adalah Muslim, provinsi ini pun satu-satunya wilayah di Indonesia yang menerapkan syariat Islam.
Aceh berpotensi bisnis sangat baik untuk perbankan syariah Click To TweetBank Aceh Syariah sendiri secara resmi beroperasi sebagai bank umum syariah adalah mulai 19 September 2016. Posisi aset Bank Aceh Syariah pada September 2016 adalah sekitar Rp20,09 triliun, dengan memiliki jaringan operasional mencapai 142.