Bank Syariah Mandiri (BSM) menyakini bisnis gadai emas akan tumbuh positif di tahun 2016 ini. BSM pun berencana mengembangkan produk pembiayaan emas ini.
Direktur Utama BSM, Agus Sudiarto, mengatakan, untuk memburu pendapatan non bunga, BSM berencana mengembangkan lagi produk pembiayaan emas yang meliputi cicil emas dan gadai emas.
Menurut Agus, BSM mengandalkan bisnis emas sebagai amunisi untuk mengejar target fee based income (FBI) yang dibidik mencapai Rp 1 triliun pada tahun 2016 ini. “ BSM menghentikan dana talangan haji sejak tahun 2014, sehingga otomatis berkurang fee based. Bisnis gadai dan cicil emas meningkat tapi tidak signifikan,” kata Agus kepada MySharing, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Agus mengakui, bahwa bisnis gadai emas dan cicil emas meningkat tetapi tidak signifikan. Pihaknya mengandalkan produk emas untuk menggantikan pendapatan komisi yang hilang dari layanan dana talangan haji.
Sebagai gambaran, Agus memaparkan, pembiayaan emas BSM mencapai Rp 939 miliar di sepanjang 2015. Jumlah menurut Agus, turun 6 persen dibandingkan tahun 2014. Namun meski turun, BSM bisa meminimalisir penurunan kinerja yang merosot sebesar 16 persen pada 2014.
Adapun penetapan financing to value (FTV) untuk produk BSM gadai emas adalah 85 persen. Sedangkan untuk perhiasan dan 90% untuk logam mulia dengan jangka watu gadai 4 bulan dan setelahnya dapat digadai ulang dengan perpanjangan maksimal dua kali. “Kami menyakini pembiayaan gadai emas masih berpotensi tumbuh positif pada tahun 2016 ini,” pungkas Agus.
Bank Syariah Mandiri andalkan bisnis emas, kejar target fee based income hingga Rp 1 T, tahun ini Click To Tweet