Sebagai tahap awal, penguatan fungsi BSI UMKM Centre dilakukan di tiga wilayah yakni Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya.
Direktur Retail Banking BSI – Ngatari mengatakan, melalui UMKM Center, BSI memberikan dukungan dalam berbagai bentuk mulai dari pembiayaan, pendampingan, hingga perluasan jejaring pemasaran dari hulu hingga hilir bagi para pelaku UMKM. BSI juga memberikan berbagai bentuk pelatihan mulai dari pengelolaan keuangan yang bankable, pelatihan pemasaran, dan komunikasi.
“BSI memandang sangat penting bagi UMKM untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya sehingga mereka dapat bertumbuh, berkembang, dan naik kelas. Kami juga menyiapkan mereka untuk bisa bersaing ke kancah global melalui pelatihan tahapan-tahapan ekspor,” kata Ngatari.
Pelatihan ekspor yang diberikan di antaranya pelatihan dari hulu ke hilir bagaimana tatacara ekspor yang menghadirkan para praktisi ekspor, pendamping desa & instansi pemerintahan dan kementerian perdagangan, talkshow mekanisme pembayaran ekspor & program Pembiayaan Ekspor dengan pemateri menghadirkan langsung Konsul Jendral RI di Frankfurt Jerman & Internal BSI yang khusus menangani Trade Service.
Dengan adanya pelatihan ini, BSI berharap dapat mendorong UMKM untuk melakukan ekspor dan meningkatkan skala keekonomiannya, sehingga dapat mengangkat kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan akselerasi ekspor nasional.
Menurut Ngatari, sebelum memasuki pasar global, para pelaku UMKM masih menghadapi banyak tantangan yang selain harus diatasi oleh para pelaku UMKM sendiri juga memerlukan pendampingan juga solusi secara bersama-sama oleh para stakeholders.
Beberapa di antaranya yakni terkait dengan inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legalitas atau perizinan, pembiayaan, branding dan pemasaran, penguatan sumber daya manusia, pembinaan, pelatihan dan pendampingan.
“Tentunya, para pelaku usaha ini tidak akan mampu jika bekerja sendirian. Oleh sebab itu, dibutuhkan ekosistem ekspor yang memadai dan kolaborasi para stakeholders untuk menyukseskan para pelaku UMKM kita masuk ke pasar global,” jelas Ngatari.
Seperti diketahui, UMKM merupakan sektor kritikal atau critical engine perekonomian Indonesia yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, BSI beserta seluruh pihak tentunya terus berusaha untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh UMKM.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Mei 2023 mencapai US$21,72 miliar atau naik 12,61 persen dibandingkan dengan posisi April 2023. Adapun, dibandingkan dengan Mei 2022, nilai ekspor naik sebesar 0,96 persen.
Di BSI sendiri, pembiayaan di segmen UMKM maupun SME terus mengalami pergerakan positif, di mana per Mei 2023 nilai pembiayaan mencapai Rp. 37 Triliun dengan kualitas pembiayaan baik dan sehat.
Ngatari mengatakan BSI serius mengakselerasi segmen UMKM agar naik kelas baik dari sisi kapasitas usaha dan kualitas. Maka up skill menjadi penting agar para UMKM ini nantinya tidak lagi berorientasi dalam lingkup lokal, melainkan sudah berkaca pada standar ekspor maupun global.
“Perlahan kami sedang mempersiapkan tatanan tersebut, untuk bersama menjadikan peran bank syariah mampu menjadi pilihan para pelaku usaha UMKM atau SME sebagai partner perbankan dalam memajukan usahanya,” demikian pungkas Ngatari.