Jajaran Direksi BRI Syariah

BRI Syariah Catat Kinerja Bisnis Menggembirakan Triwulan II 2020

PT Bank BRIsyariah Tbk (BRI Syariah) mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang impresif pada triwulan II 2020, sebesar 229,6% menjadi Rp117,2 milyar, dibandingkan triwulan II 2019. Aset BRI Syariah tercatat sebesar Rp49,6 triliun, meningkat 34,75% dibandingkan triwulan II 2019. Demikian keterangan pers  BRI Syariah di Jakarta baru-baru ini.

Menurut  Direktur Utama  BRI Syariah – Ngatari,  pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional maupun syariah. Tidak hanya mencatat pertumbuhan laba, pertumbuhan pembiayaan dan dana murah Perseoran juga mengalami pengingkatan yang signifikan.

Ngatari lalu menyampaikan,  hingga triwulan II 2020 BRI Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp37,4 triliun, tumbuh mencapai 55,92% year-on-year (yoy). Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen Ritel (SME, Mikro dan Konsumer) untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal.

“Peningkatan laba bersih BRIsyariah di triwulan II 2020 didukung oleh optimalisasi fungsi intermediari yang diikuti dengan pengendalian beban biaya dana,” jelas Ngatari.

Secara rinci, pada tahun 2020 hingga triwulan II ini BRI Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,4 triliun untuk segmen mikro, yang merupakan segmen pembiayaan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi dan memberikan kontribusi terbesar.

Selain segmen mikro, lanjut Ngatari, pertumbuhan pembiayaan juga didukung oleh penyaluran pembiayaan di segmen konsumer sebesar Rp2,5 triliun dan segmen kecil menengah dan kemitraan sebesar Rp2,2 triliun.

Ngatari melanjutkan, salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan BRI Syariah khususnya mikro adalah digitalisasi proses pembiayaan lewat aplikasi i-Kurma. BRI Syariah mengoptimalkan i-Kurma sebagai langkah transformasi digital dalam proses pembiayaan.

“Ini terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja BRI Syariah, mengingat tenaga pemasar pembiayaan dimungkinkan untuk bekerja secara efektif dan efisien di tengah adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi corona,” kata Ngatari.

Lebih lanjut Ngatari menjelaskan,  pertumbuhan BRI Syariah juga didorong oleh implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh. Sepanjang Triwulan II 2020, BRI Syariah telah membuka 26 unit kerja baru di Provinsi Aceh dengan sistem co-location dengan BRI. Pembukaan jaringan BRI Syariah di seluruh unit kerja BRI di Aceh mengakselerasi proses konversi Bisnis BRI di Aceh yang ditargetkan selesai di semester 2 tahun 2020.

Total kredit BRI yang telah dikonversi  BRI Syariah hingga Juni 2020 mencapai 82,98% dari total kredit yang direncanakan akan dialihkan tahun ini dari BRI. Sementara Dana Pihak Ketiga yang telah dikonversi dalam rangka implementasi Qanun LKS mencapai 53,18% dari total yang ditargetkan.

Di sisi dana pihak ketiga, pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) mencapai 90,79% yoy sehingga meningkatkan rasio dana murah terhadap total dana pihak ketiga (CASA Ratio) hingga mencapai 54,34%.

“Dana Pihak Ketiga meningkat ditopang oleh pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) sejalan dengan strategi pengendalian beban biaya dana. Peningkatan dana murah (CASA ratio) mendorong penurunan biaya dana atau cost of fund,” jelas Ngatari.

“Pertumbuhan ini menandakan di tengah pemberlakukan transisi pembatasan sosial berskala besar, BRIsyariah terus berupaya mencari peluang. Kami tetap harus tumbuh untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Namun pertumbuhan ini tentunya kami lakukan secara selektif untuk dapat menciptakan pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan,” demikian tutup Ngatari.