Sepanjang 2015, BNI Syariah mencatatkan laba sebesar Rp 228,53 miliar.
Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengungkapkan, BNi Syariah mencatat laba Rp228,53 miliar sepanjang 2015 atau tumbuh 39,98 persen dibandingkan pencapaian pada 2014, yang didukung oleh perbaikan kinerja pembiayaan.
“Pencapaian BNI Syariah di 2015 menjadi momentum untuk terus tumbuh dan berinovasi baik dari produk, layanan, dan korporasi dalam menghadapi 2016,” kata Dinno, dalam diskusi panel di Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam pekan lalu.
Dinno menjelaskan kinerja yang baik itu didukung oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,11 persen atau tumbuh Rp 2,72 triliun dari tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 15,04 triliun per Desember 2014 menjadi Rp 17,77 triliun pada Desember 2015.
Pertumbuhan pembiayaan itu didominasi oleh pembiayaan konsumtif 52,71 persen, pembiayaan produktif UKM 22,26 persen, pembiayaan komersial 17,22 persen, pembiayaan mikro 5,62 persen dan pembiayaan kartu Hasanah 2,53 persen.
“Pertumbuhan pembiayaan tersebut tetap menjaga kualitas dengan pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) yang hanya tercatat sebesar 2,53 persen,” ungkap Dinno.
Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan dana pihak ketiga (DKP) juga ikut meningkat sebesar 16,02 persen atau sebesar Rp 1,82 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 16,25 triliun, menjadi Rp 19,32 triliun yang tercatat pada Desember 2015.
Dalam menghadapi 2016, BNI Syariah akan melakukan inovasi pengembangan produk dan bersinergi dengan BNI, Kementerian terkait serta dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang didukung dengan tiga pilar pondasi perusahaan.
“BNI Syariah tetap optimis dan fokus pada kompetensinya di sektor retaol consumer banking yang bersifat kebutuhan dasar, didukung teknologi e-banking melalui kecanggihan SMS dan internet yang terintegarasi dengan BNI yang tersebar lebih dari 14.000 outlet di Indonesia,” pungkas Dinno.