BNI Syariah berusaha mengelola agar rasio pembiayaan bermasalah di kisaran 3,2 persen.
Plt. Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, Non performing financial (NPF) BNI Syariah masih lebih dibandingkan industri yang tercatat sekitar 4,5 persen. Sedangkan NPF BNI Syariah di kisaran 3,29 gross.
Menurutnya, NPF 3,29 persen itu, sebetulnya sedikit membaik dari bulan sebelumnya yang 3,64 persen. “Kami ingin me-maintence ini dalam range yang betul-betul manageable,” ucap Firman dalam paparan Kinerja BNI Syariah Triwulan III 2017 di Kantor Pusat BNI Syariah, Jakarta, pekan lalu.
Dia menjelaskan, bahwa industri perbankan syariah dalam kondisi yang aset berkualitasnya masih lebih tinggi dari perbankan nasional. Sebab, secara portofolio jumlah aset perbankan syariah sangat kecil. Maka dari itu, menurutnya, faktor pembagi pembiayaan masih kecil sehingga nilai prosentasi NPF lebih tinggi. Diharapkan kedepannya bisa dibawah tiga persen. Itu merupakan threshold kalau 3 persen dinilai sudah sehat.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati menambahkan, perseroaan berusaha mengelola agar rasio pembiayaan bermasalah di kisaran 3,2 persen. Perseroan pun berupaya perbaikan antara lain memiliki tim task force. “Tim task force ini keliling daerah mendatangi cabang-cabang yang kualitas pembiayaan belum bagus. Alhamdulillah kualitas saat ini lebih baik untuk perbaiki NPF,” ujar Dhias.
Selain itu, jelas Dhias, BNI Syariah juga melakukan pembiayaan selektif dengan menyeimbangkan anatra kualitas dan ekspansi. Yakni perseroan terus berusaha untuk snagat selektif growt (pertumbuhan) dan player (pemain). “Kami bersinergi dengan nasabah-nasabah induk,” pungkasnya.

