Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia akhir-akhir ini, BNI Syariah tetap menunjukkan kinerjanya yang positif. Seberapa positif kinerja BNI Syariah tersebut?
Kinerja yang menggembirakan bagi BNI Syariah sepanjang tahun 2015 ini dibuktikan dari pertumbuhan asset dan dana pihak ketiga bank umum syariah (BUS) satu ini yang tumbuh di atas 20 % pada tahun 2015 ini, jika dibandingkan. 2014.
Direktur Risiko & Kepatuhan BNI Syariah, Acep Riana Jayaprawira memaparkan kinerja perusahaan BNI Syariah hingga triwulan III tahun 2015.
Menurut Acep, di tengah kondisi gejolak perekonomian saat ini, kinerja BNI Syariah tetap mengalami pertumbuhan.
“Pada triwulan ketiga tahun 2015, asset meningkat 23.11% YOY dari Rp 18.48 Triliun (September 2014) menjadi Rp 22.75 Triliun (September 2015). Pertumbuhan asset didukung oleh kenaikan pembiayaan sebesar 20.50 % YOY. Jika pada September 2014 sebesar Rp 14.08 Triliun, maka pada September 2015 berkembang menjadi Rp 16.97 Triliun,” demikian papar Acep Riana Jayaprawira di Jakarta.
Lebih lanjut dijelaskan Acep, dari total pembiayaan sebesar itu portofolionya mencakup pembiayaan konsumtif sebesar 53.92%, diikuti pembiayaan produktif UKM 22.41%, pembiayaan komersial 15.25%, pembiayaan mikro 6,12%, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,30%.
Acep lalu memaparkan, bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BNI Syariah juga mengalami pergerakan sebesar 26.77% YOY dari semula Rp 14.93 Triliun menjadi Rp 18.93 Triliun dengan rasio Tabungan dan Giro (CASA) sebesar 43.78 %.
“Pencapaian kinerja bisnis tersebut tetap menjaga kualitas pembiayaan, yang dibuktikan dari NPF (Non Performing Financing) per triwulan 3 tahun 2015 sebesar 2,54%. Masih jauh dari ambang batas yang ditetapkan otoritas perbankan Indonesia,” demikian Acep Riana Jayaprawira – Direktur Risiko & Kepatuhan BNI Syariah.