Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) siap bersinergi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam memperluas penetrasi pasar modal syariah.
Mantan Ketua AASI, Adi Permana menyampaikan, pihaknya menyambut baik arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bersinergi dengan Bursa dalam pengembangan instrument pasar modal syariah. Menurutnya, arahan OJK ini peluang bagi AASI untuk masuk ke bursa dalam memperluas penertasi pasar modal syariah di Indonesia.
Apalagi, lanjut dia, investasi perusahaan asuransi syariah masih didominasi deposito. Adi menjelaskan, kalau dilihat di portofolio asuransi syariah jiwa di atas 40 persen masih di deposito. Sedangkan di asuransi syariah umum malah lebih tinggi. Adapun reksa dana syariah di asuransi syariah jiwa di kisaran sekitar 30 persen.
“Sinergi dengan bursa menjadi salah satu peluang bagi industri asuransi syariah untuk menggerakkan perekonomian syariah di Indonesia,” kata Adi kepada MySharing ditemui di sela-sela Rapat Tahunan dan Musyarawarah Nasional Luar Biasa AASI di Pusat Pengembangan SDM Asuransi AAUI, Jakarta, Senin (21/3).
Apalagi menurutnya, Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan keuangan syariah Indonesia, termasuk di dalamnya asuransi syariah pada 2024 mencapai 20 persen.
“Angka 20 persen itu bisa dicapai kalau kita melakukan banyak hal secara industri maupun regulator. Salah satunya sinergi dengan bursa memperluas penetrasi pasar modal syariah sesuari arahan OJK,” pungkas Adi.