Pertumbuhan aset perbankan syariah 25, 8 persen lebih tinggi daripada perbankan nasional.
Direktur Distribution Network Bank Tabungan Negara (BTN), Budi Satria mengatakan, meskipun negara Indonesia, jumlah penduduk muslimnya terbesar di dunia. Namun, market share perbankan syariah kurang lebih 3,7 persen dari perbankan nasional dan hanya 1,4 persen dari perbankan syariah global.
Apabila dibandingkan dengan negara tetangga yaitu Malaysia market share perbankan syariah Indonesia masih jauh tertinggal. Dimana market perbankan syariah Malaysia mencapai 21,3 persen dari perbankan nasional, dan 9,3 persen dari perbankan syariah global.
“Sedangkan market share perbankan syariah Indonesia sejak Juli 2017 mencapai 5 persen dari total aset perbankan nasional,” kata Budi dalam sambutannya pada acara 4th IIEF MES 2017 di Menara Bank BTN, Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Untuk pembiayaan, sebutnya, sudah mencapai 6 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit perbankan nasional. Bahkan potensi peningkatan kontribusi perbankan syariah Indonesia masih terbuka lebar.
Berdasarkan data penelitian 2017, pertumbuhan aset perbankan syariah masih lebih tinggi daripada pertumbuhan perbankan nasional. Dimana pertumbuhan aset perbankan syariah 25, 8 persen masih lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional sebesar 10, 4 persen.
Pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah 19, 4 persen lebih tinggi daripada perbankan nasional sebesar 7,7 persen.Begitu pertumbuhan DPK perbankan syariah 21,5 persen lebih tinggi daripada DPK perbankan nasional 10, 3 persen.
Saat ini, jelas dia, BTN merupakan bank yang fokus pada pembiayaan perumahan sebesar 35,62 persen pada Juni 2017. “Pertumbuhan tersebut tentunya didukung juga oleh market share perusahaan Syariah BTN mencapai Rp 21,08 triliun, dan perhimpunan DPK Rp 17,13 triliun, dan pembiayaan sebesar Rp 16,54 triliun,” ungkapnya.
Disamping pencapaian kinerja tersebut, lanjutnya, BTN juga turut mendukung program pemerintah yaitu sejuta ruma. Yakni sebagai upaya pemerintah mendirikan rumah-rumah untuk masyarakat Indonesia.
Transaksi dari pertumbuhan tersebut, pada tahun 2015, BTN telah berhasil memberikan dukungan keuangan sebanyak 1,3 juta unit rumah dengan pembayaran Rp 140 triliun.
Budi optimis pengembangan perbankan syariah masih terbuka lebar. Apalagi kontribusi perbankan syariah terhadap perbankan nasional sangat tinggi. “Ini menunjukkan tren meningkatan yang sangat baik,” ucapnya.
Oleh karena itu, tegas Budi, BTN memberikan apresiasi kepada Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang menjalankan seminar dalam rangka meningkatkan kontribusi perbankan syariah terhadap perbankan nasional.
“Sungguh kehormatan bagi bank BTN menjadi tuan rumah dalam seminar nasional 4th IIEF MES 2017. Kami berharap seminar ini akan jadi acuan bagi perbankan syariah dalam menjalankan bisnisnya di tahun 2018,” pungkas Budi.
