Industri keuangan syariah diimbau untuk lebih inovatif dan berperan dalam membiayai proyek.
Proyek infrastruktur di Indonesia membutuhkan dana dalam jumlah besar. Industri keuangan syariah pun diminta untuk meningkatkan kapasitasnya sehingga dapat turut serta mendukung pembangunan infrastruktur di tanah air. Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad, akhir pekan lalu.
“Belakangan ini pemerintah mencari sumber pembiayaan terutama untuk proyek infrastruktur. Saya rasa mestinya keuangan syariah bisa berperan, sehingga industri keuangan syariah tidak tertinggal karena itu saya ingin menekankan kita perlu meningkatkan kapasitas keuangan syariah tidak hanya untuk melayani yang kecil tapi juga besar, tidak hanya membuka akses bagi yang kecil tapi juga yang besar,” jelasnya.
Di sisi lain, keuangan syariah harus inovatif dan kreatif memenuhi tuntutan perkembangan seiring berkembangnya digital economy. “Saya tidak ingin keuangan syariah tertinggal maka harus mempersiapkan diri agar bisa memenuhi permintaan pasar. Masyarakat hari ini adalah masyarakat yang ingin segalanya sesuai, lebih mudah, simpel dan murah,” jelas Muliaman.
Jika industri keuangan syariah tidak bisa melakukan hal itu, maka akan tertinggal dan itu merupakan tantangan yang tidak kecil bagi keuangan syariah. Oleh karena itu, lembaga keuangan syariah harus mempersiapkan diri untuk memenuhi kapasitas dan kebutuhan masyarakat terutama terkait digital.
“Kerja sama dan sinergi harus dipikirkan karena tidak mungkin segala sesuatu dikerjakan sendiri. Mudah-mudahan kita bisa membangun kapasitas bersama, tidak hanya di keuangannya, tapi juga sophisticated karena menawarkan teknologi yang tidak kalah,” paparnya.
Ia mengakui, pengembangan teknologi memang tidak murah dan memerlukan sumber daya manusia yang memadai. Oleh karena itu, industri keuangan syariah harus mempersiapkannya dengan seksama agar bisa mendorong momentum pertumbuhan keuangan syariah yang sudah terjadi dalam 10 tahun terakhir.
“Kami mendorong industri keuangan syariah untuk memperkuat kapasitasnya apakah dengan upaya sendiri maupun bersinergi dengan pihak lain, sebab kalau tidak siap dengan upaya sendiri bisa kerjasama dengan yang lain. Bank syariah dengan fintech itu dimungkinkan,” cetus Muliaman.
OJK menginginkan masyarakat berdaya secara ekonomi, karna itu lembaga keuangan syariah harus membuka akses seluasnya kepada masyarakat. “Kami mendorong lembaga keuangan syariah melakukan langkah terobosan dan bisa sampai ke pelosok. Kami akan mendorong akses keuangan lebih dalam ke masyarakat baik lembaga keuangan syariah maupun konvensional,” tukasnya.
[bctt tweet=”Industri keuangan syariah harus memperkuat kapasitasnya!” username=”my_sharing”]
Industri keuangan syariah harus aktif bersama konvensional membuka akses dan mengembangkan kapasitasnya untuk membiayai proyek besar dan meningkatkan sofistikasinya untuk mengakomodasi kalangan menengah yang terus berkembang. “Semua ini bisa dilakukan dengan variasi produk yang cocok,” pungkas Muliaman.

