Pembiayaan Konsumer, BNI Syariah Targetkan Tumbuh 12 Persen

[sc name="adsensepostbottom"]

Realisasi pembiayaan konsumer tahun lalu naik Rp 11,3 triliun. Tahun 2017 ditargetkan naik 10-12 persen.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Syariah Kukuh Rahardjo mengatakan, pembiayaan konsumer sepanjang 2016 tumbuh 15,7 persen atau naik menjadi Rp 11,3 triliun.  “Pembiayaan konsumer ini hampir memegang 55 persen dari total portofolio yang ada di BNI Syariah,”  ujar Kukuh dalam paparan kinerja BNI Syariah di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (8/2).

Dijelaskannya, adapun pembiayaan ritel produktif sebesar Rp 4,62 triliun atau 22,48 persen, komersial sebesar Rp 3,40 persen atau 16,59 persen, mikro sebesar Rp 1,20 triliun atau 5, 88 persen, dan Hasanah Card sebesar Rp 367,60 miliar atau 1,79 persen.

Khusus untuk pembiayaan sektor produktif, naik 14,1 persen menjadi Rp 8 triliun, tahun ini ditargetkan tumbuh 20 persen. “2017, pembiayaan ritel konsumer ditargetkan tumbuh 10-12 persen dari realisasi tahun lalu yang naik 15,7 persen menjadi Rp 11,3 triliun,” kaka Kukuh dalam paparan Kinerja BNI Syariah di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (8/2).

Adapun kualitas Non Performing Financing (NPF) BNI Syariah terjaga di kisaran 1,96 persen. “Alhamdulilah NPF masih terjaga dibawah 3 persen. Di sisi lain, aset BNI Syariah terus tumbuh dengan posisi per Desember 2016 mencapai Rp 23,8 triliun atau naik 23,01 persen,” ungkap Kukuh

Namun demikian, menurut Kukuh, perseroan masih  punya pekerjaan rumah (PR) cukup besar sesuai arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu meningkatkan portofolio pembiayaan 40-60 persen.  Yaitu, 40 persen untuk sektor konsumer,  dan 60 persen di sektor produktif.

[sc name="fblike"]