Jelang berlakunya MEA bagi industri perbankan, ada beberapa posisi yang masih kurang di bank syariah. Apa itu?
Menyongsong berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bagi industri perbankan pada 2020 timbul kekuatiran mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri yang mumpuni, termasuk di perbankan syariah. Pasalnya masih ada celah dalam posisi strategis perbankan syariah.
Direktur Bank Syariah Mandiri (BSM) Putu Rahwidhiyasa mengatakan, masih ada kesenjangan di posisi middle management hingga top management di perbankan syariah. Namun, pihaknya tak merasa kuatir akan kesiapan SDM dalam negeri menjelang terbukanya MEA bagi industri perbankan pada 2020.
“Kami tidak takut menjelang MEA karena masih punya cukup waktu sampai 2020 untuk menyiapkan SDM. Secara internal masih ada gap di middle management ke atas seperti di kepala divisi dan manajerial, tapi kita punya masih cukup waktu untuk membenahinya,” cetusnya dalam Seminar Strategi Penguatan Kompetensi Sumber Daya Insani Sektor Jasa Keuangan Syariah di Era MEA, Kamis (8/12).
Selain itu, lanjutnya, untuk mempertahankan SDM unggul di perbankan syariah pun terdapat banyak cara. “Ada cara supaya mereka stay karena tidak semata soal kompensasi. Jenjang karir juga menentukan. Kami punya talent management jadi bisa memilih orang yang dan mengembangkannya dengan baik lewat training atau pendidikan S2. Jadi ada banyak cara untuk mempertahankan,” jelas Putu.
Putu memaparkan, untuk kelompok jabatan struktural mulai dari tingkatan manager dibutuhkan pengalaman kerja dengan pendidikan minimal S1. Sementara, untuk lulusan D3 biasanya ditempatkan sebagai staf relationship manager, customer service dan teller, dan lulusan SMK untuk teller dan staff. “Untuk front liners ini sudah cukup banyak suplainya di dalam negeri,” ujarnya.
BSM pun membuka kesempatan magang bagi para SMK sebagai teller atau customer service sebagai upaya link and match dengan industri perbankan syariah. Saat ini BSM telah bekerja sama dengan SMK 20 dan SMK 8 di Jakarta. “Jadi dari SMK mereka setahun diterima di sini, lalu mereka bisa sambil kuliah lagi sampai D3, nanti tergantung mereka juga bisa lanjut atau tidak,” kata Putu.
Sementara, untuk level S1 BSM membuka kerjasama dengan salah satu universitas dengan memberi kesempatan magang antara 3-6 bulan. Universitas tersebut pun, tambahnya, telah mengakui aktivitas magang itu seperti kuliah satu semester. “Selain itu, kami juga membuat kuota untuk lulusan ekonomi syariah, sehingga kuotanya tidak habis untuk yang berasal dari non ekonomi syariah,” tandasnya.

