Imbal hasil efek syariah lebih tinggi dari efek konvensional.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) Periode II 2016 kemarin, Senin (28/11). Dalam daftar tersebut terdapat 345 saham yang dikategorikan sebagai saham syariah, dimana 31 saham diantaranya merupakan saham yang baru masuk dalam daftar. Yang menarik, kinerja saham syariah mencatat imbal hasil yang lebih tinggi dibanding saham konvensional.
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK Sarjito mengatakan, per 25 November 2016, yield efek syariah tercatat lebih tinggi dari efek konvensional. Secara rata-rata saham konvensional memberikan imbal hasil sebesar 13 persen, sementara saham syariah mencapai18 persen.
“Performa pertumbuhan saham syariah sampai 25 November 2016 untuk Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 12,37 persen dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 16,22 persen, sementara Indeks Harga Saham Gabungan cuma 11,52 persen, dan LQ45 7,8 persen. Jadi saham syariah memberikan yield yang lebih menarik,” cetusnya.
- Bank Mega Syariah Dorong Pertumbuhan Dana Kelolaan Wealth Management
- Bank Muamalat Kobarkan Semangat Kolaborasi Dalam Peringatan HUT RI ke-80
- Penggunaan Kartu Debit Bank Muamalat Tumbuh Positif Sepanjang Musim Haji 2025/1446H
- Amanah Kelola Dana, Peserta Korporasi DPLK Syariah Muamalat Kian Meningkat
Oleh karena itu, pihaknya pun mengimbau masyarakat Indonesia tidak hanya kaum muslim tapi juga nonmuslim untuk bisa berinvestasi di efek syariah. “Ini harusnya mendorong emiten juga agar berposisi untuk bisa masuk DES, maka mereka juga harus mempertahankan untuk sesuai dengan kriterianya,” ujar Sarjito.
ISSI memuat saham-saham yang masuk dalam DES. Per 25 November 2016 total kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 3.101 triliun. Sementara, JII, yang berisi 30 saham syariah paling likuid dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, mencatat total kapitalisasi pasar sebesar Rp 2.010 triliun.
[bctt tweet=”Rerata saham konvensional berimbal hasil 13%, sementara saham syariah 18%” username=”my_sharing”]

