Tahun 2016, Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah menargetkan penerbitan kartu Hasanah di kisaran 30-35 persen atau 285 ribu pemegang kartu.

Menurut Imam, Hasanah Card termasuk kartu yang termudah yang paling akhir masuk industri. Salah satu ketentunnya, kalau misalkan tidak ada volantery dari pemegang kartu, maka yang ditutup adalah kartu yang terakhir dibuka.
“Tahun 2015, dari perkiraan 50 ribu, kita hanya mencapai 30 ribu pemegang kartu baru. Tapi itu sudah bagus karena dari 220 ribu, saat ini ada sekitar 250 ribu pemegang kartu. Tahun 2016, kita targetkan sekitar 30-35 ribu kartu baru, yakni bisa mencapai 285 ribu,” ungkap Imam, dalam paparan kinerja BNI Syariah di Yakarta, Selasa (26/1).
Dari sisi jumlah outstanding, lanjut Imam, memang sebagian besar pemegang kartu Hasanah menggunakannya hanya untuk transaksi. Transaksinya sudah menembus angka Rp 1 triliun pertahun. Tapi yang menjadi outstanding tahun 2015 hanya di angka Rp 380-Rp 400 miliar.
Hal itu menurut Imam menunjukkan karakteristis dari penguna kartu Hasanah umumnya masih digunakan sebagai kartu transaksi. Sedangkan yang dipakai sebagai pembiayaan hanya di kisaran 30-40 persen dari belanja nasabah.
[bctt tweet=”Hanya 30-40% nasabah Hasanah Card yang memanfaatkannya untuk pembiayaan usaha”]
”Ini menunjukkan cukup bijak dan sehat. Karena kalau belanjanya 100 persen, kemudian outstanding-nya 100 persen juga adalah morning. Artinya mereka tidak mampu mencicilnya,” papar Imam.

