Mantan Ketua OJK, Muliaman D. Hadad. Foto: Aktual

5 Strategi Memajukan Keuangan Syariah

Islamic microfinance harus didorong lebih kuat

Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muliaman D Hadad menuturkan, agar keuangan syariah menjadi mainstream dalam kegiatan ekonomi nasional, maka harus menjadi kegiatan komplementer dari kegiatan ekonomi yang sudah berjalan.

“Jadi pembiayaan Islamic finance tidak di pinggir-pinggir, tapi masuk di tengah. Ini harus relevan dengan kebutuhan, sehingga dia harus menjadi mainstream masuk kegiatan ekonomi sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Muliaman dalam diskusi keuangan syariah di Jakarta, Rabu (22/11).

Untuk menjadikan keuangan syariah menjadi mainstream, menurutnya, diperlukan perbaikan dalam beberapa hal. Yakni, mulai dari aturan hukumnya sampai pada membangun suatu ekosistemnya. Keuangan syariah yang mainstream dinilai menjadi suatu agenda pokok.Menurutnya, perkembangan ekonomi syariah harus didorong untuk memberiki aset keuangan, sehingga sejahtera masyarakat dan berkurang gap antara yang kaya dan yang miskin.

Dia menyebutkan, keuangan syariah bisa masuk mainstream melalui beberapa strategi. Pertama, membiayaan segmen yang kecil-kecil. “Islamic microfinance harus didorong kuat. Ribuan BMT yang belum punya orang tua, BMT skala kecil kalau digabung punya kekuatan ekonomi luar biasa. Kalau dibiarkan sendiri-sendiri akan sulit,” ungkapnya.

Adapun strategi kedua, dengan masuk pembiayaan kelompok menengah di mana pada 2030 akan menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Lapisan tengah tersebut akan mendorong permintaan baru terhadap jasa keuangan syariah. Lapisan berikutnya, kalau mau menjadi keuangan syariah yang mainstream harus membiayai infrastruktur seperti jalan tol dan bandara.

Disamping itu menurutnya, terdapat lima area penting jika menginginkan Indonesia menjadi pusat keuangan syariah global. Pertama, meyakini Indonesia memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang baik, politik yang stabil, sistem regulator yang mendukung, kondisi makro yang stabil dan sistem perpajakan yang mendukung.

Dan kedua, adalah menyakini Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang perlu dibangun secara sistematis menjadi pool of talent atau pool of expertise. Adapun hal lainnya, kata dia, dari sisi infrastruktur tidak hanya fisik, melainkan juga infrastruktur teknologi.

Ini potensi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah Click To Tweet

Terakhir keempat yaitu,  kata  dia, tingkat kedalaman porsi keuangan syariah. Serta kelima soal reputasi Indonesia yang memiliki keunggulan daya tarik tertentu baik dari budaya maupun pariwisata.