BNI Syariah berhasil mencatat laba bersih tahun 2016 senilai Rp 277,38 miliar, meningkat cukup signifikan sebesar 21,38% yoy dibandingkan laba bersih tahun 2015 yang masih senilai Rp 228,53 miliar. Apa yang mendongkrak kenaikan laba bersih tersebut?
“Meningkatnya laba ditopang oleh berbagai upaya pengembangan bisnis termasuk produk jasa dan layanan BNI Syariah, baik pembiayaan produktif maupun konsumtif serta peningkatan dana murah (CASA),” demikian ungkap Direktur Utama BNI Syariah – Imam T Saptono dalam acara Paparan Kinerja BNI Syariah kemarin (9/2/2017) di Hotel JS Luwansa, Jakarta.
Menurut Imam, laba positif BNI Syariah tersebut juga didukung oleh kualitas pembiayaan BNI Syariah yang selama ini selalu terjaga dengan baik.
“Laba positif juga didukung oleh kualitas pembiayaan (NPF) yang terjaga dibawah 3% dan operasional perusahaan yang semakin efesien dengan penurunan rasio BOPO menjadi 87,67% pada akhir tahun 2016,” jelas Imam.
Imam lalu menjelaskan, bahwa pada tahun 2017 ini pihaknya akan berusaha mengejar kenaikan laba bersih dengan kontribusi yang lebih seimbang antara pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Karena, lanjut Imam, pada tahun 2016 kenaikan laba bersih BNI Syariah lebih banyak didominasi oleh kenaikan DPK.
“Tahun 2017, kami akan berusaha menyeimbangkan kontribusi laba bersih dari pembiayaan dan dana pihak ketiga,” lanjut Imam.
Dengan laba bersih yang merupakan hasil kontribusi seimbang antara pembiayaan dan DPK tersebut, maka menurut Imam, pihaknya menargetkan laba bersih BNI Syariah di tahun 2017 ini bisa sebesar 17% – 18%, demikian Imam T Saptono, Direktur Utama BNI Syariah.