Pengelola BTM diimbau memegang prinsip kehati-hatian.
Keberadaan koperasi syariah di lingkungan Muhammadiyah sangat penting. Hal ini tidak lepas dari sulitnya akses pembiayaan keuangan di lembaga keuangan. Maka dari itu keberadaan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) harus dijaga terutama dalam pengelolaannya harus jujur dan amanah.
Demikian pernyataan Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah Marpuji Ali dalam acara pelatihan performance change continuous improvement yang diselenggarakan oleh Pusat KSPPS BTM Jawa Tengah di Salatiga, akhir pekan lalu. Agar BTM bisa amanah dan jujur, ia pun meminta kepada pengurus dan pengelola BTM untuk memegang prinsip kehati-hatian.
“Ketika BTM menjalankan prinsip kehati-hatian maka manajemen BTM sebagai lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi akan lebih baik. Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk mempercayai BTM,” kata Marpuji dalam siaran pers yang diterima MySharing, Senin (8/5).
Ia menambahkan, kontribusi BTM terhadap Muhammadiyah sangat besar apalagi dalam Anggaran Rumah Tangga (RAT) tertulis 20 persen dari pendapatan Sisa Hasil Usaha diberikan kepada Muhammadiyah. Belum lagi asset berupa gedung yang mereka miliki juga mereka berikan sebagai milik Muhammadiyah. “Jadi mereka benar-benar bekerja untuk Muhammadiyah,” tegas Marpuji.
Sementara, Ketua Induk KSPPS BTM Achmad Suud, menambahkan, perkembangan BTM di Jawa Tengah sangat signifikan. Hingga saat ini aset yang dimiliki oleh KSPPS BTM sebesar Rp 5,55 milyar dengan jumlah karyawan 500 orang. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh BTM Jawa Tengah, program pemberdayaan ekonomi bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pun bisa berjalan. “Saya berharap orientasi dari gerakan BTM harus kreatif dalam menjawab kesenjangan ekonomi,” katanya.