Mantan Menteri Sosial dan Menteri Peranan Wanita, Tuty Alawiyah menilai perkembangan keuangan syariah di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Sehingga sosialiasai harus lebih ditingkatkan.
Tuty menyatakan, meskipun sudah mulai menggeliat, tapi perkembangan bank konvensional masih jauh melebihi perkembangan bank syariah. Padahal dalam Islam, ekonomi itu penting seperti ijarah, dan murabahah harus selalu diterapkan dalam kehidupan umat Islam menjalankan roda perekonomian.
“Nabi Yusuf saja ahli ekonomi. Beliau sangat arif dan bijaksana dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Indonesia sebagai penduduk Muslim terbesar di dunia harus sukses kembangkan sistem ekonomi Islam, sehingga menjadi kiblat bagi negara lain,” kata Tuty kepada MySharing, saat ditemui di Pondok Pesantren As-Syafiiyah, Jakarta, Senin (8/6).
Namun demikian, Tuty mengakui untuk menjadi kiblat keuangan syariah dunia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Masih ada beberapa kendala yang perlu dibenahi agar bangsa ini benar-benar mampu menjadi contoh dalam pengembangan ekonomi syariah.
Menurutnya, salah satu kendala adalah pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah yang masih terbilang minim. Ini disebabkan karena belum maksimalnya sosialisasi terkait sistem ekonomi syariah kepada masyarakat luas.
Tanggungjawab sosialisasi ini, lanjutnya, Tuty, tidak cuma di pundak pembisnis Islam sebagai pelaku operasional ekonomi Islam. “Tapi, semua yang mangaku Islam harus bertanggungjawab sosialisasikan ekonomi syariah, baik individu, kelompok maupun instansi yang meliputi para ulama, pemerintah dan cendikiawan,” tegas pendiri Universitas As-Syafiiyah ini.