Direktur Operasional BNI Syariah, Junaidi Hisom (kiri) menerima penghargaan Indonesia Banking Award 2016 untuk BNI Syariah di Jakarta (8/9/2016).

Triwulan II 2016, Aset BNI Syariah Rp 25,68 Triliun

BNI Syariah terus membukukan kinerja yang positif, meski kondisi ekonomi nasional masih belum menunjukkan gejala perbaikan signifikan. Apa resep suksesnya?

“Alhamdulillah, BNI Syariah melewati semester pertama di tahun 2016 dengan cukup baik, tercatat profitabilitas semester pertama 2016 tercapai sebesar Rp 145,65 Miliar atau naik sebesar 45,73% dibanding tahun sebelumnya Juni 2015 sebesar Rp 99,94 Miliar,” demikian disampaikan Direktur Operasional BNI Syariah – Junaidi Hisom dalam keterangan pers BNI Syariah di Jakarta akhir pekan lalu, terkait keberhasilan BNI Syariah meraih 3 penghargaan dalam ajang Indonesia Banking Award 2016.

Menurut Junaidi Hisom, pertumbuhan laba BNI Syariah tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan yang terjaga kualitasnya dan di sisi lain, hal ini dikontribusikan oleh rasio dana murah yang lebih baik serta efisiensi operasional yang juga terus membaik.

Ditambahkan Junaidi, dari sisi neraca BNI Syariah juga mengalami peningkatan asset. Dari posisi Juni 2015 aset BNI Syariah sebesar Rp 20,85 Triliun, kemudian naik cukup signifikan menjadi Rp 25,68 Triliun pada posisi Juni 2016.

“Pertumbuhan aset ini didorong oleh pertumbuhan YoY pada pembiayaan sebesar 13,36% dan DPK sebesar 26,05% terhadap Juni tahun 2015,” lanjut Junaidi.

Sementara itu, lanjut Junaidi, pembiayaan BNI Syariah pada Juni 2015 adalah sebesar Rp 16,74 Triliun, atau berhasil tumbuh menjadi Rp 18,98 Triliun pada Juni tahun 2016, dengan strategi kontrol kualitas pembiayaan sehingga NPF terjaga pada posisi 2.8% dibawah rata-rata industri. Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga yang pada Juni tahun lalu sebesar Rp 17,32 Triliun, meningkat menjadi Rp 21,83 Triliun pada Juni 2016, dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 47,12 %.

”Dari total pembiayaan sebesar Rp 18,98 Triliun tersebut, sebagian besar merupakan pembiayaan konsumer yaitu 52,96%, disusul pembiayaan ritel produktif/SME sebesar 22,78%, pembiayaan komersial sebesar 16,38%, pembiayaan mikro sebesar 5,77%, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 2,11%,” papar Junaidi lagi.

Junaidi menambahkan, khusus untuk pembiayaan konsumer, maka sebagian besar portofolio merupakan BNI Griya iB Hasanah, yakni sebesar 86.02%, demikian Junaidi Hisom, Direktur Operasional BNI Syariah.