Tips Investasi Pasar Modal Syariah

Investor pemula harus menentukan tujuan investasi sebelum membeli instrumen  pasar modal syariah.

Dalam berinvestasi dibutuhkan pertimbangan yang matang dan informasi yang cukup jelas mengenai profil produk invetasi yang akan dipilih.

Perencana Keuangan Janus Finacial, Dwita Iriani menuturkan dalam berinvestasi investor pemula terlebih dahulu harus menentukan tujuan investasi secara jelas bukan sekedar ikut-ikutan saja. Langkah ini untuk memudahkan memetaan berinvestasi dengan tepat sesuai kebutuhan. “Misalnya untuk jangka pendek, pasar modal seperti apa? Bisa lewat reksa dana syariah dan bisa langsung beli saham-saham syariah,” kata Dwita dalam Talkshow bertajuk “Hijrah Saving to Investing,” di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (30/3).

Dwita juga menyarankan agar investor pemula memilih produk yang berisiko minim. Salah satunya, yakni sukuk. Menurutnya, produk ini bisa menjadi alternatif investasi syariah yang cukup menguntungkan terutama bagi yang tertarik berinvestasi dalam jangka menengah.

Sedangkan dalam berinvestasi jangka panjang, ia mengajurkan agar investor pemula memilih saham syariah dan reksa dana syariah. Menurutnya, imbal hasil kedua instrumen syariah ini cukup menguntungkan dibandingkan investasi dengan bentuk emas. “Membeli emas itu hanya melindungi kita dari inflasi. Ya memang ada tahun-tahun kenaikan emas itu tinggi sekali sampai 20 persen. Tapi itu tidak lama, hanya special edition

Investor pemula pilih saham dan reksa dana syariah, imbal hasilnya lebih baik dibanding emas Click To Tweet

Sedangkan dalam berinvestasi jangka panjang, Dwita menganjurkan agar investor pemula memilih saham dan reksa dana syariah. Hasil imbal dari kedua instrumen ini dianggap cukup menguntungkan dibandingkan investasi dalam bentuk emas.

Menurut Dwita, membeli emas mungkin itu hanya melindungi uang kita dari inflasi. Memang ada tahun-tahun kenaikan emas itu tinggi sekali sampai 20 persen tapi itu tidak lama, hanya special edition. “Kalau kita mau lebih agresif harus investasi di sesuatu yang agresif, ya di pasar modal syariah atau langsung ke bisnis,” ungkap Dwita.

Dwita menyadari bahwa investor pemula masih riskan dan takut mengambil risiko kehilangan aset merupakan hal yang wajar. Sehingga manajemen risiko pengelolaan keuangan menjadi hal penting dalam menentukan tujuan berinvestasi.

Semua risiko itu, kata Dwita bisa diminimalir yakni dalam pengelolaan keuangan jangan sampai uang kita untuk jangka pendek diinvestasikan ke jangka panjang yang mungkin risikonya lebih tinggi. “Kita harus punya cadangan fiskal untuk enam bulan kedepan, agar kebutuhan beberapa pengeluaran bisa dipersiapkan dengan matang sebagai pondasi awal. Setelah itu baru kita bisa berinvestas,” ujarnya.

Dwita pun menyarankan, sebelum investasi sebaiknya banyak menyerap informasi termasuk  mempertimbangkan risiko dari setiap instrumen yang akan dipilih.Sehingga saat memutuskan berinvestasi jangka panjang, tidak terlalu kaget melihat pergerakan pasar modal yang fluktuatif.

[button type=”button” link=”http://akucintakeuangansyariah.com/10tahunlagi/workshop.html” variation=”btn-primary” block=”btn-block” target=”blank”]Ikuti Workshop Investasi Syariah Gratis![/button]

“Kalu kita berinestasi, akan berbagi untung maupun rugi, maka jadikan tujuan jangka panjang. Ada bebarapa saham kalau secara fundamental perusahaannya kuat, kalau kita investasikan ke jangka panjang kenapa enggak?,” pungkas Dwita.