Tingkatkan Kualitas SDM Asuransi Syariah, IIS akan Bentuk Lembaga Sertifikasi

Suplai sumber daya manusia (SDM) asuransi syariah tang mumpuni dinilai masih kalah cepat dengan kebutuhan industri. IIS pun berencana membuat dua lembaga sertifikasi untuk meningkatkan kualitas SDM asuransi syariah.

takafulindoKetua Umum Islamic Insurance Society (IIS) Fahmi Basyah, mengatakan industri asuransi syariah Indonesia saat ini belum memiliki kiblat dalam sertifikasi SDM, sebagaimana halnya di asuransi kerugian konvensional yang mengacu pada Chartered Insurance Institute London atau asuransi jiwa yang berkiblat pada Life Office Management Association. Baca: Industri Asuransi Syariah Dituntut Inovatif

“Pertanyaannya untuk syariah kiblatnya kemana? Untuk asuransi syariah belum punya. Mau pakai standar Malaysia belum 100% bisa kita terapkan karena masih ada perbedaan dalam hal akad yang digunakan. Kita mau pakai pola Timur Tengah itu juga tidak sepenuhnya bisa diterapkan. Akhirnya kami coba menyusun dengan segala kemampuan, termasuk melibatkan kawan yang ada di industri, bagaimana memiliki kurikulum silabus, yang kemudian akan kita gunakan dan standarkan untuk bahan ajar asuransi syariah bagi para pelaku industri,” papar Fahmi.

Nantinya IIS akan menjadi semacam tempat bagi SDM yang akan mendapat sertifikasi profesi asuransi. Ke depannya IIS pun akan membentuk lembaga sertifikasi profesi dan profisiensi, seperti halnya yang dilakukan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI). Proses sertifikasi profesi SDM asuransi syariah akan menggunakan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

“Untuk lembaga sertifikasi profesi asuransi syariah untuk menyertifikasi underwriter, aktuaris asuransi, termasuk manajemen risiko. Sedangkan, lembaga sertifikasi profisiensi akan menyertifikasi tenaga ahli, istilahnya profisiensi ahli syariah,” jelas Fahmi. Baca: Minim SDM Kompeten Hambat Inovasi Produk Keuangan Syariah

Langkah sertifikasi SDM asuransi syariah tersebut, lanjut Fahmi, merupakan salah satu upaya menjaga kualitas SDM jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN. “Untuk kesiapan orang-orang kita harus dilakukan pembekalan SDM dan kita ‘lindungi’ agar menjadi tuan rumah di negara sendiri. Saya tidak anti asing karena itu bukan hal baik, tapi paling tidak ada prioritas bahwa memang orang Indonesia yang diprioritaskan untuk mengelola industri, salah satu caranya dengan sertifikasi profesi,” pungkas Fahmi.