Sukuk adalah sarana pembiayaan yang tepat untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar SBSN Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, sukuk berperan penting dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia. underlying aset yang digunakan oleh sukuk adalah infrastruktur.
“Untuk itu, kami fokus pembangunan infrastruktur dengan pembiayaan sukuk. Karena sukuk secara alamiah adalah instrumen paling tepat untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur,” kata Dwi, pada silaturahmi dan sosialisasi Fatwa Terbaru DSN MUI, di gedung Bank Syariah Mandiri (BSM), Jakarta, pekan lalu.
Dwi menyampaikan, pemerintah pada tahun 2013 telah menerbitkan sukuk sebesar Rp 800 miliar untuk membiayai pembangunan proyek double track kereta api Cirebon-Kroya (Cikro). Kemudian, lanjut Dwi, tahun 2014 pembiayaan sukuk untuk pembangunan infrastruktur naik menjadi Rp 1,5 triliun, dan 2015 menejit di angka Rp 1,7 triliun.
“Tahun 2016 ini berlipat jumlahnya yaitu sebesar Rp 13,67 triliun. Ini sangat luar biasa,” ungkap Dwi.
Sebelumnya, menurut Dwi, banyak proyek-proyek yang diajukan Kementerian Agama (Kemenag) tidak disetujui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) karena dianggap kurang periotas. Namun dengan adanya sukuk di tahun 2014 dan 2015, sudah banyak yang direnovasi dengan pembiayaan sukuk ini. Seperti asrama haji, kantor urusan agama di seluruh pelosok Indonesia, gedung institusi Islam, salah satunya di Tulung Agung, Jawa Timur, dan proyek lainnya.
Dwi menegaskan, kedepan proyek-proyek yang lebih memihak kepada perkembangan institusi syariah dan masyarakat Islam akan terus dikembangkan dengan pembiayaan sukuk ini.
Sukuk berperan penting dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia Click To Tweet“Diharapkan masyarakat pembeli sukuk ritel tahun ini meningkat agar terealisasi proyek-proyek infrastruktur. Karena dengan dibiayai instrument syariah, Insya Allah diridhoi oleh Allah SWT dan bisa berjalan dengan lebih baik lagi. Kita juga bisa ikut mengawasi,” pungkas Dwi.