Sukuk Ritel SR012 Sukses Diserap Investor Milenial

Setelah berakhirnya masa penawaran dari tanggal 24 Februari sampai dengan 18 Maret 2020, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR012, baru-baru ini di Jakarta.

Berdasarkan keterangan pers Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, dilaporkan total volume pemesanan pembelian SR012 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp12.142.572.000.000 (dua belas triliun seratus empat puluh dua miliar lima ratus tujuh puluh dua juta rupiah).

Hasil pemesanan sebesar Rp12,14 triliun (1,59 kali) melebihi total target penjualan 28 Mitra Distribusi (Midis) yang sebesar Rp7,66 triliun di tengah kondisi pasar keuangan yang volatile akibat wabah virus Corona melanda Indonesia.

Midis dengan realisasi nominal penjualan terbesar untuk kategori bank konvensional diraih oleh PT Bank Central Asia, Tbk sebesar (Rp1,96 triliun) dan investor terbanyak (4.894 investor), kategori bank syariah diraih oleh Bank Syariah Mandiri sebesar (Rp316,9 miliar), kategori perusahaan efek diraih oleh PT Trimegah Sekuritas Indonesia, Tbk sebesar (Rp 149,3 miliar), dan kategori Fintech diraih oleh PT Bareksa Portal Investasi sebesar (Rp 18,2 miliar).

Yang menarik, terdapat Generasi Z (di bawah 19 tahun) yang berinvestasi pada SR012 sebanyak 88 investor (Rp3,56 miliar) dengan rata-rata pembelian generasi Z ini sebesar Rp487 juta.

Selain itu dilaporkan, bahwa investor Milenial merupakan investor terbanyak pada  SR012 yaitu 8.136 investor (33,97%). Investor milenial memang salah satu target yang disasar untuk produk Sukuk Ritel Seri SR012 ini, terlebih lagi Sukuk Ritel seri SR012 merupakan Sukuk Ritel pertama kali yang dijual secara online. Sebagaimana diketahui, kalangan milenial memang terbiasa dengan pola transaksi yang cashless alias serba praktis.

Sedangkan untuk investor baru SR012 sebanyak 9.743 investor (40,68%), ternyata juga didominasi oleh generasi Milenial sebesar 3.856 investor (39,58%).

Faktor positif yang mempengaruhi keberhasilan penjualan antara lain penurunan BI 7DRR, minat investor terhadap SBSN yang tinggi, strategi pemasaran yang tepat dan intensif, serta kupon yang masih cukup kompetitif. Rata-rata volume pemesanan SR012 sebesar Rp506,96 juta dengan tingkat keritelan yang lebih baik dibandingkan SR011 (Rp602,96 juta)

Sukuk Negara Ritel seri SR012 ini menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased, dengan menggunakan Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2020 sebagai underlying assets.

Setelmen Sukuk Negara Ritel seri SR012 akan dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2020 dan dicatatkan di PT. Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Maret 2020. Namun karena pada Sukuk Negara Ritel seri SR012 ini ditetapkan minimum holding period sampai dengan tiga periode imbalan, maka perdagangan di pasar sekunder baru dapat dilakukan pada tanggal 11 Juni 2020.

Sampai dengan bulan Maret 2020, Pemerintah telah menerbitkan sebanyak 2 Instrumen SBN Ritel (SBR009 dan SR012) dengan total nominal penerbitan mencapai Rp14,39 triliun. Penerbitan Instrumen SBN Ritel tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk memperdalam pasar keuangan domestik serta memperluas basis investor, khususnya investor ritel.