Sukuk ritel yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menjadi pilihan investasi yang aman.
Menteri Keuangan RI Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, untuk mendekatkan masyarakat ke instrumen investasi tidaklah mudah. Instrumen keuangan yang paling mudah dan dikenal masyarakat adalah deposito, di sisi lain tak banyak yang menempatkan investasi di instrumen lainnya seperti saham atau reksa dana.
“Instrumen investasi paling gampang adalah deposito bank, tapi ketika masuk reksa dana mulai complicated apalagi saham karena mayoritas masyarakat kita bukan risk taker. Kalau kita mendorong untuk pindah ke reksa dana atau saham mungkin mereka akan tetap di deposito karena belum punya risk appetite sesuai yang buat mereka nyaman,” tukasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, hadirnya sukuk ritel menjadi jembatan yang bagus untuk menciptakan basis investor yang cukup besar diantara instrumen sektor keuangan yang kurang dimengerti oleh masyarakat. “Sukuk ritel negara adalah jembatan yang bagus karena pasti aman. Investor bisa yakin tidak akan kehilangan uang,” cetus Bambang.
Di lain pihak, Bambang menambahkan jika berinvestasi di reksa dana, calon investor juga harus mengetahui segala risiko investasi, sehingga hal itu bisa membuat investor berpikir dua kali untuk berinvestasi. “Jadi mau tidak mau harus memberikan sesuatu yang punya rasa nyaman dan aman dan itu diwakili oleh sukuk ritel karena punya negara, jadi secara implisit ada jaminan. Kedua, satuannya ritel sehingga masyarakat bisa menjangkaunya,” jelasnya.
Menurutnya, jika investor pemula selama ini menyimpan dananya di bank, maka langkah investasi selanjutnya dapat dimulai dengan berinvestasi di sukuk ritel. “Setelah yakin dengan investasi sukuk ritel, naik kelas lagi dengan investasi di reksa dana obligasi. Hal seperti ini yang kami harap bisa terbangun menjadi basis investor yang tidak kecil,” pungkas Bambang.