Raih Potensi Perbankan Syariah, Tingkatkan Kualitas SDM

Melambatnya pertumbuhan perbankan syariah, tidak semata karena gejolak ekonomi global. Tapi masalah minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM) juga turut mendukung.

logosyariahPemimpin Redaksi Majalah Infobank Eko B Supriyanto mengatakan, perbankan syariah adalah sebuah sistem, siapa saja boleh menjadi nasabah. Syariah tidak boleh eksklusif tapi syaratnya adalah harus sesuai dengan syariat Islam. “Perbankan syariah bagi siapa saja, hanyalah sebuah sistem karena dengan demikian syariah akan lebih besar,” kata Eko, dalam sambutannya pada Sharia Awards 2015 di hotel Shangrila, Jakarta, Jumat (16/10).

Namun demikian, tanya dia, kenapa perbankan syariah belakangan ini agak memudar? Padahal, menurutnya, pada 2009 dan 2013 adalah masa keemasaan perbankan syariah. Dimana pertumbuhannya bisa mencapai lebih 49 persen, rata-rata diatas 40 persen. “Pudarnya perbankan syariah di tahun ini, ada kaitannya dengan kelesuan ekonomi,” ujarnya.

Tetapi timbul pertanyaan lagi, kenapa  bank konvensional relatif tidak terkena dampak gejolak ekonomi? Menurutnya, industri syariah punya potensi besar untuk meraih pasar, tapi penetrasinya  kecil. Inilah yang harus kita dorong dengan mengedukasi masyarakat tentang keuangan syariah, sehingga industri syariah itu terus berkembang. Misalnya, asuransi syariah potensinya begitu besar, siapa saja bisa menjadi nasabah. Indonesia pun akan gemah lipah loh jinawi. Tapi, apakah sekarang ini kita sudah menuju ke sana?

Sebelum menuju kesana, kata Eko, ada satu hal yang perlu dipersiapkan yaitu mengenai sumber daya manusia (SDM). Karena melambatnya perbankan syariah begitu dratis ini, bukan saja masalah kopetensi, kurangnya dukungan pemerintah, permodalan atau masalah lainnya. Tapi utamanya adalah masalah kualitas SDM.”Ekspansi yang begitu besar itu harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya insani,” pungkasnya.