Menumbuhkan budaya menabung harus dimulai sejak dini.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad mengatakan, rata-rata rasio tabungan terhadap pendapatan di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 8,5 persen. “Rumah tangga yang punya pendapatan paling rendah hanya punya rasio tabungan 5,2 persen, sedangkan rumah tangga yang punya pendapatan paling tinggi rasio tabungannya 12,6 persen,” katanya.
Menurut dia, rasio tabungan nasional tersebut tidak cukup untuk membiayai kebutuhan pembangunan, terutama untuk menutup kesenjangan antara tabungan dan investasi. “Akibatnya kebutuhan pembiayaan harus dipenuhi dari luar negeri berupa utang atau sumber lainnya,” tukas Muliaman.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan rasio tabungan, diantaranya melalui mobilisasi sumber dana dengan memanfaatkan produk jasa keuangan yang tersedia. “Tidak hanya menyimpan uang di bank tapi juga investasi di pasar modal dan mobilisasi dana melalui industri keuangan non bank (IKNB),” ujarnya.
Dalam konteks ini, lanjut dia, mengubah mentalitas masyarakat menjadi giat menabung dan investasi untuk kegiatan produktif menjadi penting. “Menumbuhkan budaya menabung harus sejak dini dan membiasakan diri dalam membangun disiplin keuangan, termasuk mengelola untuk masa depan. Jika masyarakat punya jejak rekam tabungan yang baik, maka terbuka kesempatan untuk mendapat kredit usaha sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, memperbaiki kesenjangan ekonomi dan meningkatkan inklusi keuangan,” papar Muliaman.
Kendati literasi keuangan masyarakat masih kecil, pihaknya tidak berkecil hati. Pasalnya, dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi, pendapatan per kapita meningkat dan tumbuhnya kelas menengah, maka semakin banyak permintaan atas layanan jasa keuangan yang bervariasi.
“Dulu mungkin semuanya ke bank karena dia paling besar, tapi saat ini pasar modal dan IKNB turut berperan,” jelasnya. Dengan demikian, tambah dia, kesiapan industri keuangan untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin sophisticated menjadi suatu tantangan. Industri keuangan harus siap dalam menyediakan produk yang inovatif, mudah dan aman.