Profil Investor Sukuk Ritel SR-008

Total investor yang berinvestasi di sukuk ritel SR-008 mencapai 48.444 orang.

Investor sukuk ritel seri SR-008 tahun ini cukup beragam. Dari sisi profesi investor datang dari berbagai latar belakang profesi mulai dari ibu rumah tangga sampai pekerja seni. Sementara, dari sisi usia didominasi oleh investor berumur di atas 55 tahun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, berdasar kelompok profesi jumlah investor terbanyak adalah pegawai swasta dengan persentase sebesar 26,7 persen. “Nominal pembeliannya sebesar Rp 7,52 triliun atau 23,89 persen dari total penjualan,” katanya dalam konferensi pers Penjatahan Sukuk Ritel SR-008, Senin (7/3).

Investor #SukukRitel SR008 kedua terbanyak adalah wiraswasta 25,73% Click To Tweet

Selanjutnya, di urutan kedua investor terbanyak adalah wiraswasta (25,73 persen) dengan nominal pembelian terbesar yaitu Rp 10,8 triliun. Kemudian diikuti dengan profesi Lainnya (12,38 persen), ibu rumah tangga (11,23 persen), pegawai otoritas/lembaga/BUMN/BUMD (9 persen), PNS (5,66 persen), Profesional (5,26 persen), Pensiunan (1,79 persen), TNI/Polri (1,13 persen), Pelajar/Mahasiswa (1,11 persen) dan Pekerja Seni (0,01 persen).

Sementara, jika dilihat berdasarkan kelompok umur, jumlah investor terbanyak berada pada kelompok usia lebih dari 55 tahun, yaitu mencapai 36,03 persen (17.454 orang). Kelompok usia itu juga mencatat volume pemesanan terbesar dengan nominal pembelian sebanyak Rp 13,23 triliun atau 41,99 persen dari total penjualan.

Investor berusia 41-55 tahun juga cukup banyak, yaitu mencapai 17.338 orang atau sekira 35,79 persen dari total investor sukuk ritel SR-008. Selanjutnya diikuti oleh investor berusia 25-40 tahun sebanyak 12.629 orang (26,07 persen) dan investor berusia di bawah 25 tahun sebesar 1022 orang (2,11 persen).

Investor #SukukRitel SR008 kebanyakan berusia lebih dari 55 tahun, mencapai 36% Click To Tweet

Dari sisi sebaran wilayah sebagian besar investor berasal dari Indonesia bagian Barat kecuali DKI Jakarta dengan prosentase sebesar 55,42 persen. Selanjutnya diikuti dengan investor asal DKI Jakarta (34,18 persen), Indonesia bagian Tengah (8,76 persen) dan Indonesia bagian Timur (1,64 persen).