“Potensi pasar asuransi mikro syariah di Indonesia sangat besar,” demikian diungkapkan Anggota Bidang Teknik Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia – Nur Ali kepada MySharing di sela-sela pelatihan asuransi syariah AASI bagi para jurnalis baru-baru ini di Jakarta.
Kenapa sangat besar potensinya? Menurut Nur Ali, dari Data BPS per September 2013 melaporkan total 28.553.930 orang Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara penelitian perusahaan asuransi Allianz mengungkapkan, apabila garis kemiskinan berada pada tingkat biaya hidup antara 1,25 – 4 USD per hari, maka potensi pasar untuk asuransi mikro adalah sebesar 114.557.350.
“Jadi, bila asumsi muslim di Indonesia 86,1%, maka potensi asuransi mikro syariah adalah 98.633.878 orang,” jelas Nur Ali.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Nur Ali, target pasar utama dari asuransi mikro syariah adalah masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan penghasilan rendah, seperti buruh tani, nelayan, buruh pabrik, pramudniaga, pembantu rumah tangga, sopir dan pedagang kecil.
“Jumlah masyarakat pada segmen tersebut di Indonesia cukup besar dan memiliki keterbatasan akses terhadap produk asuransi,” lanjut Nur Ali.
Menurut Nur Ali, asuransi mikro syariah ini sebenarnya secara realitanya sangat membutuhkan asuransi mikro syariah ini. Karena mereka memiliki risiko keuangan akibat terkena musibah.
“Masyarakat miskin jauh lebih rentan terhadap dampak akibat peristiwa kehidupan seperti kehilangan aset dan kemunduran kesehatan. Banyak rumah tangga yang sudah keluar dari kemiskinan, menjadi miskin kembali karena terjadi musibah diluar kemampuan mereka. Sementara mereka tidak bisa kembali berproduksi seperti semula,” demikian Nur Ali.