Pesantren adalah poros kekuatan dalam upaya mengembangkan keuangan syariah di Indonesia. Namun demikian setiap produk syariah yang ditawarkan harus memberikan kemanfaatan bagi para santri.
Menurut mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi ,pesantren merupakan kunci kesuksesan pengembangan keuangan syariah. Pasalnya, pesantren itu memiliki jaringan luas dan sangat strategis tersebar di seluruh Indonesia.
Bahkan, berbagai uni usaha yang dimiliki pesantren sangat ideal untuk ditingkatkan dengan skema pembiayaan syariah. Dengan begitu kemandirian pesantren pun akan terus terbangun. “Pesantren itu memiliki pengaruh besar kepada masyarakat dalam pengembangan keuangan syariah di Indonesia,” kata Hasyim kepada MySharing, di Jakarta, Selasa (3/11).
Namun demikian, kata dia, pengembangan produk syariah di pesantren bisa juga sangat tergantung kepada pengasuh pondok tersebut. Ia mencontohkan, misalnya kalau manfaat ekonominya itu jelas, maka pengasuh pondok akan menyuruh para santri dan masyarakat di sekelilingnya masuk ke lembaga syariah.
- Diskusi Inspiratif Rabu Hijrah: “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”
- Pleno KNEKS 2024: Ekonomi Syariah Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Adira Finance Syariah, Danamon Syariah & Zurich Syariah Gelar FPR2024 di Rangkasbitung
Jadi, menurutnya, lebih kepada manfaat riilnya dalam upaya menggerakkan umat dan masyarakat tentang pentingnya produk keuangan syariah di pesantren. Dalam membahas seberapa syariah suatu produk sama halnya membahas sebera Islam iman seseorang tersebut.
Oleh karena itu, kata dia, pengembangan keuangan syariah harus mengutamakan sisi kemanfaatannya.” Semakin besar manfaat yang dirasakan oleh umat, tentu keinginan menggunakan produk syariah sejenis semakin besar. Ya tentu juga produk syariah harus lebih murah dari konvensional,” ujarnya.