Minimnya pemahaman masyarakat akan produk keuangan syariah menjadi isu utama industri, termasuk pasar modal syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, mengatakan edukasi tetap harus diutamakan karena pemahaman masyarakat akan keuangan syariah masih menjadi kendala utama. Edukasi pun tak hanya perlu dilakukan kepada masyarakat yang menjadi investor, namun juga kepada institusi yang menyediakan suplai produk.
“Kalau dilihat dari sukuk adalah untuk penerbit sukuknya tentu kami akan melakukan dialog lebih intens pada perusahaan yang berpotensi menerbitkan sukuk, baik BUMN atau swasta. Itu sudah masuk ke program untuk melakukan edukasi dan diskusi, bahwa sukuk ada manfaatnya dan tidak susah dalam penerbitannya,” ujar Nurhaida.
Ia menambahkan saat ini masih ada pemahaman di perusahaan Indonesia yang merasa bahwa untuk terdaftar di pasar modal terlalu berbiaya tinggi dan terbebani terhadap keterbukaan informasi bahwa setelah menjadi emiten dianggap kegiatannya akan menjadi terbatas. “Oleh karena itu, kami akan revisi aturan dengan menyederhanakannya agar tidak lagi dianggap berat,” katanya.
Pihaknya juga akan memberikan insentif lain untuk penerbitan sukuk, misalnya berupa pungutan yang berbeda dengan konvensional. “Sekarang sudah ada keringanan untuk penawaran sukuk batas maksimal fee yang dikenakan lebih rendah dari obligasi konvensional. Itu yang akan terus kami pantau dan kaji apakah itu sudah cukup untuk meningkatkan minat perusahaan menerbitkan sukuk,” jelas Nurhaida.
Sementara di sisi investor (permintaan), edukasi juga penting. Jadi tidak hanya meningkatkan suplai, demand juga harus dibentuk. Menurut Nurhaida, dalam upaya meningkatkan demand, edukasi menjadi hal utama. Selain itu, juga adanya akses yang lebih mudah pada produk pasar modal syariah.
“Berbicara soal demand ini berarti investor. Kalau sukuk kebanyakan adalah investor institusi, seperti perusahan asuransi, dana pensiun, multifinance, dan lainnya. Alhamdulillah pihak-pihak ini juga ada di bawah pengawasan OJK, jadi lebih mudah koordinasi dan memberi pemahaman untuk bisa melihat sukuk sebagai produk yang cukup menguntungkan untuk investasi. Jadi kami tidak henti melakukan edukasi dan menyampaikan kemudahan-kemudahan yang ada,” pungkas Nurhaida.