Pemerintah berencana menerbitkan sukuk global pada kuartal II 2016.
Sejak 2009 pemerintah secara rutin menerbitkan sukuk global. Tahun lalu penerbitan sukuk global pemerintah Indonesia pun berhasil menarik minat investor dengan total penerbitan mencapai 2 miliar dolar AS dan tercatat sebagai penerbitan sukuk global dalam satu tranche (single-tranche) terbesar di dunia. Investornya tersebar di Timur Tengah, Amerika, Eropa dan Asia.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menuturkan, pada tahun lalu distribusi sukuk global sebanyak 41 persen berada di Timur Tengah dan sisanya 59 persen tersebar di Asia, Eropa dan Amerika. Di tengah kondisi perekonomian global yang masih tak menentu, pemerintah pun tetap yakin sukuk global akan terserap dengan baik.
“Kami mengantisipasi penurunan harga minyak akan menurunkan likuiditas terutama di Timur Tengah, jadi kemungkinan investor Timur Tengah tidak akan sebanyak tahun lalu. Karena itu 59 persen investor lainnya perlu diberi perhatian lebih. Eropa dan Amerika masih ada harapan. Kami yakin sukuk global masih bisa diserap baik,” cetusnya.
Hingga 4 Maret 2016 target penerbitan surat berharga negara netto sebesar Rp 327,44 triliun dan telah terealisasi sebesar 23,4 persen. Sedangkan, dari target penerbitan surat berharga negara bruto sebanyak Rp 542 triliun, nilai yang telah terealisasi mencapai 29,4 persen dari target atau Rp 158,1 triliun. “Surat berharga negara dalam denominasi Rupiah sekira 70 persen dari target Rp 542 triliun tahun ini, jadi porsinya masih besar,” kata Robert.
2016, pemerintah Indonesia menargetkan penerbitan #Sukuk sebesar Rp130 T Click To TweetDi tahun ini pemerintah menargetkan penerbitan sukuk sebesar Rp 130 triliun. Jumlah itu akan dipenuhi dari penerbitan sukuk di pasar domestik, sukuk ritel, dan valas. Sebelumnya, Robert menyampaikan, kemungkinan porsi sukuk valas di tahun ini antara 20-30 persen dari target penerbitan, tergantung dari minat para investor.