Pasar Keuangan Rakyat digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta (20-21/12) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Lembaga Jasa Keuangan (LJK).
Pasar Keuangan Rakyat ini merupakan salah satu bentuk implementasi Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, yaitu Edukasi dan Kampanye Nasional Literasi Keuangan. Acara ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan – Puan Maharani, Ketua Dewan Komisioner OJK – Muliaman D. Hadad, serta jajaran pejabat terkait lainnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK – Muliaman D. Hadad dalam sambutannya pada acara ini mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia dengan jumlah penduduk yang begitu besarnya dan kondisi geografis yang sangat tersebar sebagai negara kepulauan. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi terwujudnya industri jasa keuangan yang lebih inklusif menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Baca juga: OJK Genjot Inklusi Keuangan
“Kebutuhan untuk mendorong masyarakat lebih dekat dengan produk dan layanan keuangan sangatlah besar. Tingkat kesejahteraan masyarakat sangatlah erat dengan seberapa dekat mereka dengan produk/jasa keuangan. Saat ini puluhan juta masyarakat kita tidak dapat mengakses layanan keuangan, baik karena faktor penyebaran jaringan lembaga jasa keuangan formal yang tidak merata, struktur geografis dan populasi yang tersebar, ketiadaan agunan ataupun literasi keuangan yang rendah,” kata Muliaman memaparkan.
Menurut Muliaman, pihaknya menginginkan lembaga jasa keuangan melalui produk dan layanannya, harus menjadi “sahabat” masyarakat. Dengan menjadi sahabat masyarakat, industri jasa keuangan harus dekat dengan masyarakat dan dapat menyediakan produk/layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Di saat masyarakat memiliki dana lebih, produk tabungan dan investasi tersedia untuk mereka. Di saat mereka membutuhkan dana untuk usahanya, produk kredit/pembiayaan tersedia untuk mereka. Di saat mereka mereka ditimpa musibah, produk asuransi telah tersedia untuk mencover mereka sehingga musibah tersebut tidak memiskinkan mereka,” lanjut Muliaman.
Muliaman melanjutkan, agar industri jasa keuangan menjadi sahabat masyarakat terdapat dua hal utama yang perlu kita dorong yaitu perluasan akses keuangan masyarakat dan peningkatan literasi keuangan.
“Dalam mewujudkan itu semua, kerja sama yang erat antara otoritas keuangan pemerintah dan industri jasa keuangan sangatlah dibutuhkan. Acara yang kita selenggarakan hari ini adalah merupakan wujud kerja sama ini,” demikian Muliaman.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan OJK 2013, tingkat pengetahuan keuangan (literasi keuangan) sebesar 21,84% atau baru sekitar seperlima penduduk Indonesia yang memiliki kategori well literate. Sedangkan tingkat inklusi keuangan sebesar 59,74%, yang notabene masih didominasi oleh penggunaan produk dan jasa keuangan sektor Perbankan sebesar 57,28%, diikuti Asuransi 11,81%, Pembiayaan 6,33%, Pegadaian 5,04%, Dana Pensiun 1,53% dan Pasar Modal 0,11%.
Sebagai upaya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia, OJK bersama LJK menyelenggarakan kegiatan Pasar Keuangan Rakyat. Pasar Keuangan Rakyat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan termasuk untuk lebih mengenal dan memahami kebutuhan utama, sekunder, dan kebutuhan masa datang sehingga tercipta masyarakat yang cerdas keuangan. Baca juga: Keuangan Syariah dan Keuangan Inklusif Bisa Bersinergi