Mandiri Syariah sampai dengan Kuartal III 2017 membukukan kinerja yang semakin baik. Kinerja yang baik dapat dilihat dari pertumbuhan di hampir semua indikator bisnis bank seperti aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan kualitas pembiayaan.
‘’Kami bersyukur dan berterimakasih atas kepercayaan masyarakat kepada Mandiri Syariah,’’ kata Direktur Financing Risk and Recovery Mandiri Syariah – Choirul Anwar kemarin, Kamis (9/11/2017) di Jakarta. . Dengan pencapaian yang baik, pihaknya optimistis dapat membukukan kinerja lebih baik lagi hingga akhir tahun 2017.
“Pada kuartal III 2017, Mandiri Syariah membukukan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp74,75 triliun atau tumbuh 13,30% (yoy) dibandingkan posisi Kuartal III 2016 yang sebesar Rp65,98 triliun. Komposisi DPK mayoritas atau 50,75% merupakan dana murah (low cost fund),’’ ungkap Choirul.
Total dana murah pada bulan September 2017 sebesar Rp37,94 triliun. Pada tahun lalu di periode yang sama komposisi dana murah Mandiri Syariah sebesar 49,15% atau Rp32,43 triliun.
Lebih jauh Choirul mengungkapkan, perusahaan mengandalkan produk Tabungan baik Tabungan Mandiri Syariah dan Tabungan Mabrur (haji) untuk produk dana murah dengan peningkatan jumlah nasabah menjadi menjadi 7,02 juta sampai dengan.
“Peningkatan DPK mendorong kenaikan total aset Mandiri Syariah yang per September 2017 tumbuh 13,26% (yoy) menjadi Rp84,09 triliun dari Rp74,24 triliun per posisi September 2016,” jelas Choirul.
Adapun dari sisi pembiayaan, sampai dengan Kuartal III 2017 Mandiri Syariah berhasil menyalurkan sebesar Rp58,72 triliun atau tumbuh 10,28% dibanding Rp53,24 triliun pada September 2016. Penumbuhan pembiayaan tersebut tetap diimbangi dengan perbaikan kualitas pembiayaan yang tercermin dari penurunan NPF Nett turun dari 3,63% menjadi 3,12%. FDR Mandiri Syariah 80% atau sesuai ketentuan OJK.
‘’Tahun 2017 sejalan dengan kondisi perekonomian nasinoal, kami fokus di retail dan korporat terutama infrastruktur dengan skim atau akad syariah’’ kata Choirul lagi. Pembiayaan skim syariah untuk infrastruktur dan UKM adalah bentuk support untuk penumbuhan ekonomi negeri.
Sampai September 2016 pembiayaan ke sektor infrastruktur mencapai Rp5,56 triliun, tumbuh 65% dibanding September 2016 yang sebesar Rp3,38 triliun.
Di sisi lain, lanjut Choirul, perusahaan tetap mendukung penumbuhan segmen Usaha Kecil dan Mikro (UKM) dengan menjaga portofolio pembiayaan di segmen tersebut sesuai ketentuan OJK sebesar 23%. Untuk penumbuhan usaha mikro, Mandiri Syariah akan bekerjasama dengan beberapa lembaga termasuk melalui program digital banking di Tokopedia.
Adapun pertumbuhan pembiayaan sampai dengan Kuartal III 2017 sebesar 10,28% (yoy) ditopang oleh retail banking yang tumbuh 9,59% semula Rp30,35 triliun menjadi Rp33,26 triliun, dan segmen wholesale (korporat dan Komersial) tumbuh 11,20% (yoy) menjadi Rp25,45 triliun dari semula Rp22,89 triliun per posisi September 2016.
Peningkatan pembiayaan berdampak pada pertumbuhan margin bagi hasil bersih sebesar Rp544 miliar atau tumbuh 18,77% (yoy) menjadi Rp3,44 triliun.
Lebih lanjut Choirul mengungkapkan dengan perkembangan yang sangat positif tersebut, laba operasional Mandiri Syariah meningkat Rp534 miliar atau tumbuh 46,81% menjadi Rp1,68 triliun.
Laba operasional Mandiri Syariah meningkat 46,81% Click To Tweet“Laba bersih yang dapat dihimpun sebesar Rp261 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,04% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” demikian Choirul Anwar, kata Direktur Financing Risk and Recovery Mandiri Syariah.