Pembiayaan infrastruktur tak semua berbiaya besar. Ada pula yang berskala kecil, seperti pembangunan klinik kesehatan, lumbung padi, atau pembangkit listrik berdaya kecil.
Proyek infrastruktur lekat dengan pembiayaan yang membutuhkan dana besar. Padahal, ada pula pembangunan infrastruktur yang berskala kecil dan tidak terlalu membutuhkan dana besar. Keuangan syariah pun dinilai dapat berperan untuk mengisi kesenjangan kebutuhan pembiayaan infrastruktur skala kecil.
Peneliti Senior Islamic Research and Training Institute Islamic Development Bank (IRTI IDB) Dawood Ashraf, mengatakan pada dasarnya proyek infrastruktur skala kecil dapat turut membantu masyarakat lokal dalam mengembangkan daerahnya. Misalnya lumbung sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum dibawa ke gudang penyimpanan yang lebih besar, pembangkit listrik berdaya kecil untuk memenuhi kesenjangan kebutuhan listrik nasional, hingga klinik kesehatan dan bangunan sekolah yang mudah diakses masyarakat.
Namun, pembiayaan infrastruktur skala kecil masih rendah. Dawood memaparkan beberapa penyebabnya, antara lain anggaran operasional yang tinggi, ketidaktertarikan investor karena minimnya pengetahuan lokal, hingga keengganan berhubungan dengan pemerintah daerah. Baca: Ini Tantangan Keuangan Syariah Biayai Infrastruktur!
“Walau pemerintah lokal dan wirausahawan bersedia menanggung risikonya, sektor swasta tidak ingin investasi di infrastruktur karena tingginya biaya proyek, pasar keuangan yang tak berkembang, kesulitan mengakses pembiayaan pra-investasi, dan tingginya risiko komersial,” papar Dawood dalam OJK International Conference on Islamic Finance 2015 bertema “Infrastructure Financing: The Unleashed Potential of Islamic Finance”, pekan lalu.
Padahal, lanjutnya, pembiayaan infrastruktur skala kecil di daerah juga penting untuk menahan laju urbanisasi dan terjadinya kesenjangan pendapatan. Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Dawood, keuangan syariah dapat berperan. “Islam memiliki unsur ukhuwah (persaudaraan). Dengan semangat untuk membantu, maka itu akan bisa memberdayakan sumber daya yang ada,” ujarnya.
Ia pun memaparkan pengalaman IDB dalam mengelola sebidang lahan di Sri Lanka yang kini telah mampu berdaya. “Di Sri Lanka ada komunitas yang memiliki lahan, tapi tidak mampu mengkapitalisasi lahan tersebut. IDB pun mengembangkan lahan itu dan membangun pusat keuangan syariah, sehingga kini mereka jadi bisa mengelola lahan tersebut,” ungkap Dawood. Baca: Islamic Development Bank Support Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
Langkah lainnya adalah dengan pemberdayaan aset wakaf dan melalui skema berbagi risiko dan partisipasi ekuitas. “Untuk mengkapitalisasi dana proyek infrastruktur skala kecil ini dapat melalui sovereign wealth funds, dana pensiun, atau dana ekuitas swasta,” kata Dawood.