Tidak hanya di negara Muslim, di Eropa juga sistem keuangan syariah berkembang pesat. Pasalnya, sistem perekonomian Islam ini diyakini dapat mencegah eksploitasi kemanusiaan.
Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Qu’ran (PTIQ) Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA mengatakan, perkembangan keuangan syariah di negara Eropa kian marak, misalnya saja di Inggris. Padahal Inggris bukan negara Muslim.
Bahkan, kata Prof. Nasaruddin, Paus Benekditus XIV yang mengundurkan diri, pernah mengeluarkan beberapa pernyataan. Yakni pernyataan Paus adalah kita harus memberikan apresiasi terhadap sistem mudharabah musyarakah. “Beliau hapal betul istilah-istilah keuangan syariah itu. Karena itu adalah sistem perekonomian yang sangat manusiawi mencegah terjadinya eksploitasi kemanusiaan yang berlebihan,” kata Prof. Nasaruddin kepada MySharing, ditemui di kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (20/10).
Terjadinya krisis moneter (krismon), kata dia, karena kita terlalu banyak melakukan eksploitasi kemanusiaan yang melampaui batas. Tapi dengan kembali kepada sistem perekonomian syariah, itu sangat berkemanusiaan.
“Nah, legimitasi daripada Paus itu, ditambah dengan Undang-Undang yang sedemikian banyak tentang perbankan syariah dan longgar sekali. Maka itu, kita masih bertanya-tanya kok kenapa keuangan syariah Indonesia enggak bisa menguat,” tegas mantan Wakil Menteri Agama ini.