Untuk meningkatkan perkembangan keuangan syariah Indonesia, promosi harus lebih gencar dengan skala besar, jangan sporadis kecil-kecilan.
Ketua Komite Tetap Akses Pasar Kadin Bidang UKM Rifda Ammarina menuturkan, bagaimana keuangan syariah Indonesisa bisa bersaing dengan negara lain seperti Malaysia, kalau ternyata promosinya masih kurang. ”Keuangan syariah Indonesia memang bertumbuh, tapi promosinya masih kurang,” kata Rifda kepada MySharing, saat ditemui usia Halal bi Halal ICMI di Menara 165, Jakarta, Rabu (12/8).
Ketika bisnis ekonomi syariah dikembangkan di Indonesia, kata Rifda, tidak ada aturan baku untuk promosi berapa besarnya. Sedangkan keuangan konvensional, promosinya terus berjalan semakin gencar. Akibatnya, perkembangan keuangan syariah lebih kecil daripada konvensional. Daya beli masyarakat meningkat sekian persen terhadap produk perbankan pun lebih banyak diserap oleh konvensional.
”Lihat saja bank konvensional tumbuhnya gila-gilaan. Nah, bank syariah harus membenahi dengan promosi lebih gencar. Promosi itu bisa lewat iklan, spanduk, pameran dan dialog langsung,” ujarnya.
Karena menurutnya, sesuatu yang baru yang tidak semua orang bisa mengerti, menerima dan memahami. Artinya harus ada interaksi langsung, cara yang lebih baik lewat pameran. Nah, tegas dia, yang paling lemah di perbankan syariah adalah promosi dengan pameran. ”Pameran bank syariah sporadis kecil-kecil, yang skala besar itu hampir nggak ada kan?,” tukasnya.
Rifda menyarankan bank syariah dalam berpameran harus menyertakan Usaha Kecil Menengah (UKM) binaannya. Sehingga ada bukti bahwa perbankan tersebut turut menggerakan pembisnis kecil. Karena tegasnya, pembangunan image bluiding daripada bank syariah tersebut harus dibuktikan. Jadi orang tidak asal menerka, bank syariah ini benar atau tidak dalam oprasionalnya pembiayaan pelaku usaha. ”Sekarang ini masyarakat sudah cerdas minta fakta, apakah benar sistemnya syariah. Jadi harus ada mengakuan nasabah yang merasa nyaman dengan bank syariah,” ujarnya.
Intinya tegas Rifda, perbankan syariah harus lebih maju daripada konvensional dengan terus melakukan promosi agar masyarakat di seluruh Indonesia lebih mengenalnya. Menurutnya, produk yang sudah terkenal saja, seperti Indomie, setiap hari iklannya ada, setiap pameran ada. Karena kalau Indomie tidak melalukan itu, orang yang tadinya tahu bisa lupa. ”Nah perbankan syariah yang baru seumur jagung itu ya harus gerak cepat juga,” pungkasnya.