Perbankan syariah harus bisa dinikmati oleh siapapun.
Chief Executive Officer Amana Sharia Consulting Ahmad Ifham Sholihin mengatakan, berdasar riset yang pernah dilakukan oleh Karim Business Consulting, pasar loyalis syariah di Indonesia sangat sedikit, yaitu sekira satu persen. Kebanyakan masyarakat di Indonesia lebih kepada pasar floating.
Mengingat sebagian besar pasar di Indonesia adalah pasar rasional, lanjutnya, maka cara komunikasi lembaga keuangan syariah pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Menurut Ifham, kondisi masyarakat Indonesia heterogen sekali dan pergerakannya macam-macam.
Pihaknya pun ingin agar perbankan syariah dapat masuk ke semua lini dan dari agama apapun. “Syariah for all parameternya bisa dinikmati oleh siapapun, baik yang kafir, Cina atau muslim. Sebenarnya tidak satu pun yang menyatakan akad syariah harus dimulai pakai Bismillah, yang jelas itu harus ada penjual, pembeli dan kesepakatan. Pemilik bank syariah dan nasabah juga tidak harus muslim,” katanya saat dihubungi MySharing, Senin (24/10).
Ia menambahkan, hanya sebagian kecil masyarakat, yang penyampaian penjelasan tentang perbankan syariah, cocok menggunakan isu halal haram atau surga neraka. Dengan demikian, cara komunikasi efektif kepada sebagian besar masyarakat adalah melalui pendekatan rasional, seperti pelayanan ramah dan mudah, produk bagus, jaringan yang banyak dan canggih.
“Tidak salah kampanye memakai isu halal haram tapi kurang efektif kecuali kalau ingin pangsa pasar segitu-gitu saja. Jadi bagaimana agar masyarakat ini tidak takut duluan ketika mendengar kata syariah. Syariah itu untuk semua dan syariah is the logic way. Dari sisi muamalah, syariah harus bisa dilogika, setelah tahu itu bisa dilogika, maka harus bisa dikomunikasikan ke semua orang,” tandas Ifham.
@ahmadifham: Tidak salah kampanye memakai isu halal haram! Click To Tweet