Jumlah investor sukuk ritel di Indonesia bagian Timur dan Tengah masing-masing masih di bawah 10 persen.
Total investor yang berinvestasi di sukuk ritel seri SR-008 mencapai 48.444 orang. Dari jumlah investor tersebut sebagian besar berasal dari Indonesia bagian Barat kecuali DKI Jakarta dengan prosentase sebesar 55,42 persen. Selanjutnya diikuti dengan investor asal DKI Jakarta (34,18 persen). Sementara, Indonesia bagian Tengah hanya sebesar 8,76 persen dan Indonesia bagian Timur 1,64 persen.
Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan volume penerbitan yang totalnya mencapai Rp 31,5 triliun, distribusi penjatahan wilayah Indonesia bagian Barat kecuali DKI Jakarta mencatat prosentase terbesar dengan porsi 50,31 persen. Diikuti dengan DKI Jakarta (38,53 persen). Sementara, Indonesia bagian Tengah sebesar 9,04 persen dan Indonesia bagian Timur 2,12 persen.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menuturkan, masih minimnya kontribusi investor di Indonesia bagian Tengah dapat disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tidak seperti tahun lalu, khususnya di Kalimantan. “Menurunnya harga komoditas ikut mempengaruhi. Mudah-mudahan kalau harga komoditas dan perekonomian membaik akan kembali meningkat,” katanya, Senin (7/3).
Ia mengungkapkan setiap melakukan penawaran dan peluncuran sukuk ritel, pihaknya selalu melakukan roadshow sosialisasi sukuk ritel kepada masyarakat di berbagai daerah. Tahun ini pemerintah melakukan pre-marketing Sukuk Ritel SR-008 di enam daerah, yaitu Gorontalo, Ternate, Medan, Solo, Tegal, dan Magelang.
Meski kontribusi investor di Indonesia bagian Tengah dan Timur Indonesia masih minim, jumlah investor di wilayah tersebut meningkat dibanding tahun lalu. “Dari hasil penjatahan berdasar jumlah investor untuk Indonesia bagian Timur dan Tengah sudah tumbuh 13 persen dibanding penerbitan sukuk seri SR-007 tahun 2015,” tandas Robert.