Investasi Emas di Bank Syariah, Tahan Ancaman Krisis

Saat Indonesia di ambang ancaman krisis ekonomi seperti saat ini, maka banyak orang yang berpikir, investasi apa yang kuat dan tahan terhadap krisis? Ternyata investasi emas adalah jawabannya. Yuk datang ke bank syariah, dan ambil investasi ini!

DACING-EMASKini sudah banyak orang yang paham, bahwa investasi emas adalah investasi yang bagus, dan tahan banting terhadap inflasi, bahkan juga tahan terhadap krisis moneter. Sehingga semakin banyak orang yang tertarik untuk menoleh pada investasi yang satu ini.

Sekarang pun sudah banyak bank-bank syariah yang menyediakan fasilitas pembelian emas secara mudah, dan ringan, misalnya, dengan cara mencicil. Bahkan, ada bank syariah yang memberikan pinjaman modal kepada nasabah untuk membeli emas, dan menerima penggadaian emas dari si nasabah.

Namun demikian, benarkah investasi emas ini memang investasi yang menggiurkan dan anti inflasi? Dan bagaimanakah positioning investasi yang satu ini, bila dibandingkan dengan investasi regular lainnya? Mysharing.co mencoba mencari jawaban dari kedua pertanyaan tersebut dari pakar perencana keuangan – Mike Rini Sutikno dari Mredu (Mike Rini & Assosiates – Financial Counselling & Educations).

Menurut Mike Rini, secara umum emas murni 24 karat adalah yang paling menguntungkan untuk investasi emas, baik dalam bentuk batangan mauapun koin. Namun dari sisi likuiditas, emas koin lebih mudah dijual, karena satuan gramnya lebih kecil.

“Jadi koin emas lebih banyak peminatnya, terutama masyarakat dengan kemampuan daya beli kecil menengah. Biasanya koin emas tersedia dalam ukuran 2,5, 10 gram. Sementara emas batangan paling kecil 10 gr,” demikian papar Mike Rini.

Namun demikian, Mike Rini lalu menjelaskan, sebagai investasi sebenarnya emas bukan merupakan instrumen investasi yang bisa diandalkan guna mendapatkan keuntungan yang besar. Karena dengan karakter komoditas emas yang secara fisik nilainya cenderung stabil dan dianggap tak punya efek inflasi, sehingga return-nya kurang menarik bila dibandingkan investasi saham atau menjalankan usaha.

“Sebab emas hanya memberikan pertumbuhan, namun saham dan usaha dapat memberikan pertumbuhan dan juga sekaligus arus kas berupa deviden dan pendapatan usaha. Walaupun demikian, jarang sekali harga emas turun. Apalagi di beberapa negara konon mengalami penurunan produksi emas. Karenanya peningkatan kelangkaan emas harganya cenderung akan selalu naik. Harga emas juga dipatok dalam USD, sehingga jika nilai USD menguat, umumnya harga emas juga meningkat. Dari segi storage dan handling, menyimpan “hard asset” seperti emas juga relatif beresiko dan mahal. Selain itu, apabila penyimpanan kurang baik, memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna, apalagi kalau jatuh, penyok, atau tercuil, bisa mengurangi harganya,” demikian papar Mike Rini.

Karena itu, lanjut Mike Rini, motivasi seseorang untuk berinvestasi ke emas (dalam bentuk fisik), umumnya, adalah untuk alasan melindungi nilai harta kekayaan dari penurunan nilai mata uang/inflasi.

Nah, pada saat terjadi ancaman krisis moneter di tanah air seperti kondisi saat ini, akibat mata uang rupiah yang terus tergerus oleh mata uang US Dollar, maka bagi mereka yang memiliki investasi emas boleh merasa lega, karena investasi emasnya itu mampu melindungi nilai harta kekayaannya dari ancaman penurunan nilai tersebut. Jadi untuk jangka panjang ke depan, anda bisa menoleh investasi emas ini untuk melindungi harta kekayaan anda. Dan bank-bank syariah di Indonesia kini sudah banyak yang menyediakan produk investasi emas ini.