Widyani Rukhmadewi. foto:MySharing.

Investasi Di Reksadana Syariah atau Nggak Ya?

Setelah googling cari info tentang investasi syariah, Widyani Rakhmadewi jatuh hati pada reksadana syariah.

Widyani Rukhmadewi. foto:MySharing.
Widyani Rukhmadewi. foto:MySharing.

Widyani Rakhmadewi berbagi cerita ihwal melabuhkan hatinya pada ”Reksanada Syariah”. Ia menuturkan, ada yang menyarankan kalau mengoptimalkan keuangan itu ya di reksanada. Namun, karena ia ingin sebisa mungkin menghindari dari segala sesuatu yang mengandung riba, pilihan pun terpatri pada reksadana syariah.

“Awalnya saya sempat galau pilih investasi di reksadana syariah atau nggak ya?,” kata Dewi demikian sapaannya kepada MySharing, saat ditemui di acara Pasar Rakyat Syariah, di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (13/6).

Kegalauan itu, kata Dewi, disebabkan karena banyak juga orang yang bilang kalau reksadana syariah itu belum murni sesuai syariah Islam. Setelah cari info di internet tentang kehalalan reksadana syariah juga malah tambah galau. Di satu sisi, Dewi pengen sekali investasi di reksadana syariah, tapi batinnya masih merasa takut mengandung riba.

Akhirnya keinginan berinvestasi di reksadana pun dipendamnya. Ia terus bermunazaf kepada Allah SWT memohon agar hartanya dibersihkan dari riba. Apalagi sebagai karyawan di perusahaan lising konvensional, hati Dewi selalu berkecamuk penuh tanya.”Saya selalu mikir gimana bersih nggak ya harta saya yang didapat itu. Tapi kan saya bukan nyuri, dapat gaji dari kerja penuh keringat aja,” ujarnya sambil tertawa.

Namun beberapa hari kemudian, entah kenapa tiba-tiba muncul keyakinan di hati Dewi untuk segera investasi di reksadana syariah. Ia pun mulai mencari lagi informasi tentang reksadana syariah. Dari sekian banyak informasi yang ditemukan, semakin menyakinkan   warga Patal Senayan ini untuk berinvestasi di reksadana syariah. Dewi pun jatuh hati pada BNP Paribas Pesona Syariah. “Alhamdulilah saya sudah dua tahun ini investasi di reksadana Paribas Syariah,” kata Dewi sumbringah.

Dewi mengakui memang belum bisa investasi dengan nominal yang besar. Pada setoran awal dua tahun lalu, ia investasi satu juta rupiah. Pada bulan-bulan berikutnya, lima ratus ribu  rupiah rutin diinvestasikan di reksadana syariah. Dewi menyakini bahwa dampaknya di masa depan akan berbeda dengan jika dirinya tidak investasi sama sekali. ”Enaknya juga bisa top-up by outo debet, nggak ribet buka internet,” cetusnya.

Malah tegasnya, manfaat investasi yang didapat kini dirasakan konkret setiap bulannya. Yakni ada setoran rutin kisaran dua ratus ribu hingga tiga ratus ribu rupiah ke rekeningnya sebagai bukti bagi hasil dari reksadana syariah. Selain itu, setiap tiga bulan sekali ada laporan berupa print out yang menguraikan kemana saja uangnya diinvestasikan. Dari laporan itu, reksadana syariah menginvestasikan dananya ke perusahaan yang bergerak di bidang konsumsi, komoditas dan infrastruktur. Dewi menyakini ketiga bidang itu cukup tahan krisis. Alasannya simpel saja, meskipun krisis setiap orang pasti butuh makan, dan pembangunan juga harus tetap berjalan.

Bagi Dewi adalah bagi hasil dari investasi reksadana syariah itu sudah ada infaq penghasilan yang disetorkan sehingga harta yang dimiliki jadi bersih. Hal ini dibuktikan dari laporan print out yang diterima setiap tiga bulannya sangat detail, termasuk soal infak yang disetorkan ke sebuah yayasan sosial Islami.

Selain investasi di reksadana syariah, Dewi juga investasi di asuransi syariah. Menurutnya,  asuransi syariah juga ada faktor berbaginya, berupa amal dari premi yang dibayarkan setiap bulannya. “Ada amal pahala tidak semata bagi hasil. Inilah yang membuat saya tenang dan nyaman investasi sesuai prinsip syariah,”  pungkasnya.