BPRS Patriot memiliki empat jurus untuk menekan rasio pembiayaan bermasalah. Apa saja?
Direktur Utama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Patriot Syahril T Alam, menuturkan pada akhir 2015 pihaknya berhasil menekan rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) hingga turun 2,5 persen. “NPF turun dari 10 persen menjadi 7,5 persen akhir tahun lalu,” katanya, saat dihubungi mysharing, Selasa (12/1).
Di tahun ini, lanjutnya, NPF akan terus diupayakan untuk turun. “Kalau bisa NPF di akhir Desember tahun ini di bawah lima persen,” cetus Syahril. Pihaknya pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk lebih menekan NPF hingga akhir 2016. Baca: 12 Strategi Bank Syariah Kelola NPF
Syahril mengemukakan cara yang paling mudah adalah dengan penagihan secara intensif dan restrukturisasi. “Kalau sampai me libatkan pihak lain untuk menurunkan NPF itu jurus terakhir, misalnya seperti tahun lalu kami menjalin kerjasama dengan Kejaksaan Negeri,” ujarnya.
Ia pun menegaskan pihaknya tetap akan menempuh berbagai cara untuk menurunkan NPF, termasuk melakukan analisa akurat, legalnya kuat, monitoring yang ketat, dan penyelesaian pembiayaan bermasalah yang cepat. “Dengan empat jurus itu Insya Allah pembiayaan bisa produktif,” papar Syahril. Baca: Tekan NPF, Asbisindo Godok Model Bisnis BPRS
Langkah BPRS milik pemerintah kota Bekasi ini untuk menekan NPF juga menjadi salah satu strategi agar dapat menjalin linkage program dengan bank umum syariah. “Tahun lalu belum bisa linkage program karena ada salah satu administrasi belum terpenuhi terkait NPF yang mencapai 7,5 persen. Tapi, kalau ada BUS mau ajak linkage, kami mau saja karena salah satu sumber dana utama BPRS adalah linkage program,” pungkasnya.
Cara tangani NPF: Perkuat analisa, legal, monitoring, dan penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cepat Click To Tweet