Banyaknya masyarakat belum tertarik dengan bank syariah dilandasi sosialisasinya masih minim. Sehingga belum familiar dengan sistem ekonomi berbasis Islam ini.
Erva mengaku meskipun dirinya seorang Muslim, tapi dia belum berminat untuk membuka rekening di bank syariah. Pasalnya, dia belum paham betul apa itu bank syariah dan manfaatnya apa saja.
“Saya tahu bank syariah itu sistem bagi hasil dan halal tidak ribawi seperti bank konvensional. Tapi jujur saya belum begitu paham. Itu sebabnya kenapa saya belum hijrah ke bank syariah, perlu waktu,” kata Erva kepada MySharing, di Jakarta, Senin (23/11).
Apalagi kata dia, kerap mendengar cerita kalau bank syariah itu operasionalnya belum seratus presen syariah. Itu sebabnya, hingga saat ini ia masih menggunakan bank konvensional dalam urusan menabung dan transaksi apapun itu.
- Diskusi Inspiratif Rabu Hijrah: “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”
- Pleno KNEKS 2024: Ekonomi Syariah Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Adira Finance Syariah, Danamon Syariah & Zurich Syariah Gelar FPR2024 di Rangkasbitung
Namun demikian, warga Bekasi ini menilai keuangan syariah cocok dikembangkan di Indonesia, apalagi penduduknya mayoritas Muslim. Menurutnya, untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan syariah atau perbankan syariah itu, sosialisasi perlu ditingkatkan. ”Bank syariah itu belum falimiar di masyarakat, ya minimnya sosialisasi,” kata Erva.
Erva pun menyarankan agar sosialisasi perbankan syariah gencar dilakukan lewat promosi iklan di media massa, khususnya di televisi. Menurutnya, dengan gencar iklan di televisi, secara menyeluruh masyarakat Indonesia menyaksikan tayangan iklan tersebut.
”Iklan di televisi itu kan skala nasional, mau nggak mau masyarakat melihat dan lama-lama akan terdokrin oleh iklan itu. Apalagi kalau iklannya digagas apik pemahaman masyarakat dibuka pelan-pelan,” pungkas lulusan Managemen Perkantoran ASMI.