Ekonomi Syariah Harus Diterapkan di Sekolah Umum

Ustad Riza Muhammad menyarankan penerapan ilmu ekonomi syariah tidak hanya difokuskan di pesantren-pesantren, tapi juga di sekolah umum.

Ustad Riza Muhammad
Ustad Riza Muhammad

Ustad Riza menilai keseriusan pemerintah mengembangkan keuangan syariah Indonesia melalui pondok pesantren (Ponpes) sangat berdampak positif.

Menurutnya, lewat ponpes potensi perkembangan keuangan syaraiah menjadi begitu besar. “Pemberdayaan pesantren mampu mengembangkan kemandirian ekonomi masyarakat dan ekonomi syariah,” kata Ustad Riza kepada MySharing, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia menegaskan,  dengan mulai memberikan pemahaman mendalam di antara akar rumput, masyarakat pun diharapkan bisa memanfaatkan produk ekonomi syariah dengan lebih maksimal, utamanya untuk memperbaiki taraf hidupnya. “Lewat pendidikan ekonomi syariah di pesantren-pesantren, tujuan pemerintah menjalankan inklusi keuangan pun bisa terwujud,” ujarnya.

Namun demikian, Ustad Riza menyarankan pemerintah juga menyasar sekolah-sekolah umum dalam pengembangan keuangan syariah tersebut. Misalnya, kata Ustad, ke sekolah dasar (SD) hingga SMA/SMK dengan memasukkan kurikulum ekonomi syariah dalam mata pelajaran sekolah.

Menurutnya, pendidikan ekonomi syariah sangatlah penting diterapkan sejak dini. Karena mengukir di atas batu lebih baik daripada mengukir di atas air. Otak anak kecil itu sangat cepat menangkap sesuatu, meniru dan mempelajari, ingatannya masih baik.” Karena ukiran di atas batu itu awet, begitu pula dengan ingatan yang dibentuk sejak kecil. Maka ajarilah mereka ilmu ekonomi syariah sejak dini,” ujarnya.

Penerapan ilmu ekonomi syariah sejak dini adalah pondasi untuk masa depan si anak kelak ketika sekolah tingkat pertama atau menengah. Sehingga tidak asing lagi, bahkan diharapkan mereka juga bisa menebarkan virus ekonomi syariah kepada keluarganya. Sedangkan, lanjut Ustad Riza, mempelajari sesuatu saat kita sudah dewasa tidak semudah pada saat kecil. Karena otak orang dewasa itu sudah terisi dengan berbagai masalah dan persoalan.

Ustad Riza mengatakan, selama ini penyiapan Sumber Daya Insani lebih banyak difokuskan di tingkat perguruan tinggi, padahal permintaan mengenai pendidikan jenjang SD, SMP dan SMA juga banyak. “Pemerintah dan regulator harus memasukkan ekonomi syariah dalam kurikulum pendidikan sekolah. Akar rumput ini pondasi kemajuan keuangan syariah Indonesia,” tegasnya.

Dalam kurikulum ekonomi syariah tingkat SMP dan SMA, misalnya, kata Ustad Riza, hal-hal yang dibahas seperti seputar sejarah ekonomi syariah, keuangan makro dan mikro, akad, konsumsi dan fatwa. Sedangkan kalau di SMK, bisa diterapkan tentang seputar ilmu perbankan syariah, misalnya.

Kembali ustad Riza menegaskan, bahwasannya siswa-siswi yang bersekolah di pasentren maupun sekolah umum adalah pilar kemajuan ekonomi nasional yang harus dibangun sejak dini. Karena menurutnya, sumber daya insani berkualitas itu akan terbentuk dengan pembelajaran ekonomi syariah di sekolah-sekolah, bukan semata ketika di perguruan tinggi saja.

Terpenting lagi, tambahnya, dengan belajar ekonomi syariah sejak dibangku sekolah, diyakini mereka juga bisa mengembangkan kemandirian ekonomi syariah di lingkungannya. Dengan demikian taraf hidup masyarakat juga bisa terangkat.  “Ya itu tadi, mereka juga bisa menebarkan virus ilmu syariah. Bagaimana mengajari keluarga atau tetangganya berbisnis sesuai prinsip Islam tidak hanya mikirin untung saja,” pungkasnya.